Fiqhislam.com - Nabi Isa memiliki beberapa pengikut setia (beriman kepada nabi Isa). Para pengikut Nabi Isa itu dinamakan Hawariyyin.
Keimanan pengikut Nabi Isa tersebut sebagaimana dikisahkan dalam ayat 111 surat Al-Maidah:
وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ آمِنُوا بِي وَبِرَسُولِي قَالُوا آمَنَّا وَاشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ
"Dan (Ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada kaum Hawariyyin pengikut Nabi Isa yang setia, “Berimanlah kalian kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.” Mereka menjawab, “Kami telah beriman dan saksikanlah wahai rasul bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh kepada seruanmu."
Ibnu Katsir, dalam kitab tafsirnya, mengatakan kaum Hawariyyin telah diberi ilham hal tersebut, lalu mereka mengamalkan semua apa yang diilhamkan kepada mereka.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa Allah SWT mengilhamkan hal tersebut kepada mereka. Sedangkan menurut As-Saddi, Allah memasukkan hal tersebut ke dalam kalbu mereka.
Hal itu kata Ibnu Katsir dapat pula diinterpretasikan bahwa makna yang dimaksud ialah, "Ketika Aku wahyukan kepada mereka melalui kamu, lalu kamu seru mereka untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka dengan serta merta mereka menyambut dan menerima seruanmu, lalu mereka tunduk dan mengikutimu." Kemudian mereka mengatakan, "Kami telah beriman dan saksikanlah wahai rasul bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh kepada seruanmu."
Isa putra Maryam merupakan Nabi Allah yang diberikan mukjizat bisa berbicara sejak masih dalam buaian. Nabi Isa terlahir tanpa bapak (tidak ada proses perkawinan) dan itu merupakan kehendak Allah SWT.
Kelebihan yang diberikan Allah kepada Nabi Isa dikisahkan dalam surat Al-Maidah ayat 110-120. Di mana dalam ayat 110 itu Allah SWT mengingatkan Nabi Isa untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepadanya.
Nikmat atau kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Isa itu di antaranya ketika sudah dewasa dia merupakan seorang yang pandai dalam banyak hal. Bahkan Isa dapat menghidup yang mati dan menciptakan burung.
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَىٰ وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا ۖ وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ ۖ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي ۖ وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
"Ingatlah) ketika Allah mengatakan, ‘Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa. Dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (Ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.’ Dan (ingatlah) waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata. Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata." [yy/republika]
Mukjizat Nabi Isa
-
Mukjizat-Mukjizat Nabi Isa yang Diabadikan Surat Al-Maidah
Fiqhislam.com - Isa putra Maryam merupakan Nabi Allah yang diberikan mukjizat bisa berbicara sejak masih dalam buaian. Nabi Isa terlahir tanpa bapak (tidak ada proses perkawinan) dan itu merupakan kehendak Allah SWT.
Kelebihan yang diberikan Allah kepada Nabi Isa dikisahkan dalam surat Al-Maidah ayat 110-120. Di mana dalam ayat 110 itu Allah SWT mengingatkan Nabi Isa untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepadanya.
Nikmat atau kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Isa itu di antaranya ketika sudah dewasa dia merupakan seorang yang pandai dalam banyak hal. Bahkan Isa dapat menghidup yang mati dan menciptakan burung.
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَىٰ وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا ۖ وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ ۖ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي ۖ وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
"Ingatlah) ketika Allah mengatakan, ‘Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa. Dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (Ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.’ Dan (ingatlah) waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata. Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata."
Ibnu Katsir dalam tafsirnya, mengatakan yang dimaksud dengan "ruhul qudus" ialah Malaikat Jibril 'alaihissalam. Dan Allah menjadikan Isa seorang nabi yang menyeru (manusia) menyembah Allah di waktu kamu masih kecil dan sesudah kamu dewasa.
Dalam ayat 110 itu bahwa Nabi Isa ketika masih anak-anak (bayi) dan sesudah dewasa pandai berbicara. Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya bahwa pengertian "berbicara" dalam ayat ini mengandung pengertian berseru, mengingat pembicaraannya dengan manusia setelah dia dewasa bukan merupakan hal yang aneh.
Sementara soal "Dan (ingatlah) ketika Aku mengajar kamu menulis dan hikmah. (Al-Maidah: 110), bahwa kata Ibnu Katsir Nabi Isa diajarkan menulis dan diberi pemahaman oleh Allah. [yy/republika]
Artikel Terkait:
-
Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 1358: Janganlah kamu menggabungkan ternak yang terpisah dan jangan pula memisahkan yang sudah berkumpul karena ingin menghindari pengeluaran zakat
- HR Bukhari No 1045: Bila matahari condong sebelum berangkat, Beliau laksanakan shalat Dzuhur terlebih dahulu kemudian setelah itu berangkat |safar.jamak.waktu shalat|
- HR Bukhari No 2833: Wahai Rasulullah, aku telah bertekad untuk ikut perang ini dan itu namun istriku berangkat menunaikan haji. Kembalilah kamu dan berhajilah bersama istrimu |jihad.syahid.syuhada|
- HR Bukhari No 3671: Ayat ini turun tentang kami ... Inilah dua golongan (Mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka |quran.musyrik.kafir|
- HR Bukhari No 4040: Ia menoleh kepada Khabab ditangannya ada cincin dari emas. Kenapa cincin ini tidak dibuang saja. Sesungguhnya kamu tidak akan melihatnya lagi ada padaku setelah hari ini. Lalu ia membuangnya
- HR Bukhari No 591: Antara dua adzan (adzan dan iqamat) ada shalat sunnah |rawatib|
- HR Bukhari No 3374: Allahu Akbar, hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut |yahudi.quran|
- HR Bukhari No 1062: Ketika Nabi Saw bangun untuk mendirikan shalat malam hingga tampak bengkak pada kaki atau betis |shalatul lail|
- HR Bukhari No 3117: Rasulullah Saw tidak pernah meninggalkan mengusap dua rukun (tiang yamani) yang berada didepan hajar aswad ini, karena Baitullah tak lagi dibangun di atas pondasi yang dibangun oleh Ibrahim As |haji.ka'bah.kiblat|
- HR Bukhari No 648: Sesungguhnya imam dijadikan untuk diikuti. Jika ia mengucapkan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH maka ucapkanlah RABBANAA WA LAKAL HAMDU
-