Fiqhislam.com - Keutamaan membaca Alquran juga dapat melindungi para pembacanya dari siksa pada hari kiamat. Melindungi di sini berarti menjadi perisai yang membuatnya nyaman atas apa yang telah diperbuatnya dengan Alquran. Rasulullah SAW bersabda:
اقْرَؤُوا القُرْآنَ فإنَّه يَأْتي يَومَ القِيامَةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ
“Iqra-uul-Qur’ana fa innahu ya-ti yaumal-qiyamati syafi’an li-ash-habihi.”
Yang artinya: “Bacalah kalian semua Alquran, sesungguhnya (bacaan) itu nanti dapat menjadi perisai yang menemani sahabatnya.”
Keutamaan membaca Alquran juga dapat dirasakan terhadap psikologis jiwa dan hati para pembacanya. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
ما اجتمَعَ قومٌ في بيتٍ من بيوتِ اللَّهِ يتلونَ كتابَ اللَّهِ، ويتدارسونَهُ فيما بينَهم إلَّا نزلَت عليهِم السَّكينةُ، وغشِيَتهُمُ الرَّحمةُ، وحفَّتهُمُ الملائكَةُ، وذكرَهُمُ اللَّهُ فيمَن عندَهُ
“Maa-jtama’a qaumun fi baitin min buyutillahi yatluna kitaballahi, wa yatadaarasunahu bainahum illa nazalat alaihim as-saknatu wa ghasyiyathum ar-rahmatu wa haffathumul-malaikatu wa dzakarahumullahu fi man indahu.”.
Yang artinya: “Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Alquran, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat. Serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat yang berada di sisi-Nya.”
Ketulusan serta keimanan kepada Allah dalam membaca Alquran juga tak luput dari perhatian Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا قَرَأَ ابنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطانُ يَبْكِي، يقولُ: يا ويْلَهُ، وفي رِوايَةِ أبِي كُرَيْبٍ: يا ويْلِي، أُمِرَ ابنُ آدَمَ بالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الجَنَّةُ، وأُمِرْتُ بالسُّجُودِ فأبَيْتُ فَلِيَ النَّارُ. وفي رواية: فَعَصَيْتُ فَلِيَ النَّارُ
“Idza qara-a ibnu Adama as-sajdata fasajada I’tazala as-syaithaanu yabki, yaqulu: ya waylah, wa fi riwayati Abi Kuraibin; ya wayli, umara ibnu Adama bi-sujudi fasajada falahu al-jannatu wa umirtu bissujudi fa ubaitu faliyannaru. Wa fi riwayati: fa’ashaitu faliyannari.”
Yang artinya: “Jika anak Adam membaca ayat Sajadah, lalu dia sujud maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata: celakalah aku. Di dalam riwayat Abu Kuraibin: celaka aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan bersujud, namun aku enggan sehingga aku pantas menjadi penghuni neraka.” [yy/republika]
Pahala tak Terbatas
-
Allah SWT Menjajikan Pahala Membaca Alquran tak Terbatas
Fiqhislam.com - Terdapat sejumlah hadits Nabi yang menjelaskan mengenai keutamaan membaca Alquran. Keutamaan di dalam hadits-hadits tersebut sudah seyogianya membuat umat Islam tidak meninggalkan Alquran dan terus membaca dan mengamalkannya.
Dilansir di Mawdoo, Jumat (18/12), berikut beberapa hadits mengenai keutamaan membaca Alquran yaitu di antaranya HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah:
لا حَسَدَ إلَّا في اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَهو يَتْلُوهُ آناءَ اللَّيْلِ، وآناءَ النَّهارِ، فَسَمِعَهُ جارٌ له، فقالَ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ ما أُوتِيَ فُلانٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ ما يَعْمَ
“Laa hasada illa fi itsnataini: rajulun allamahullahul-qur’ana fa huwa yatluhu ana-a al-laili, wa ana-a an-nahaari, fasami’ahu jaarun lahu fa qala: laitani utitu mitsla maa utiyaa fulaanun fa’amiltu mitsla maa ya’malu.”
Artinya: “Beriri hatilah hanya kedada dua jenis orang: (yakni salah satunya) orang yang dapat membaca/menghafal Alquran (atas kuasa dan karunia Allah SWT), lalu ia membacanya pada malam dan siang hari. Kemudian serang tetangga mendengarnya dan berkata: saya berharap bahwa saya telah diberikan seperti yang telah diberikan si fulan atas (karunia itu), sehingga saya dapat melakukan apa yang dia lakukan.”
Namun demikian, Islam juga tidak mengesampingkan aspek psikologis para kaum Muslimin yang belum pandai membaca atau mengenali Alquran namun yang bersangkutan masih tetap mendekatkan dirinya kepada Alquran. Dalam hal ini, Rasulullah SAW juga bersabda:
الَّذي يقرأُ القرآنَ وهو ماهرٌ به مع السَّفَرةِ الكِرامِ البَررةِ، والَّذي يقرأُ القرآنَ وهو عليه شاقٌّ فله أجران
“Alladzi yaqra-ul Qurana wa huwa mahirun bihi ma’a as-safarati al-kiraami al-bararati , wal ladzi yaqra-ul qur-ana wa huwa alaihi syaqqun falahu ajrani.”
Yang artinya: “(Keutamaan membaca Alquran didapatkan kepada) orang Mukmin yang pandai membaca Alquran, maka kedudukannya di akhirat ditemani para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Alquran dengan gagap, sulit membaca dan memahami Alquran, baginya terdapat dua pahala kebaikan.” (HR Muttafaq ‘Alaih dari Aisyah RA)
Selain membaca psikologis umat Islam dalam kemampuan dan pemahaman terhadap Alquran, Islam juga memberikan jaminan ganjaran pahala yang jelas kepada mereka yang membaca Alquran dalam parameter banyak atau sedikitnya. Rasulullah bersabda:
من قرأ حرفًا من كتابِ اللهِ فله به حسنةٌ والحسنةُ بعشرِ أمثالِها، لا أقولُ ألم حرفٌ، ولكن ألفٌ حرفٌ، ولامٌ حرفٌ، وميمٌ حرفٌ
“Man qara-a harfan min kitabillahi fa lahu bihi hasanatun wal-hasanatu bi-asyri amtsaliha, laa aqwaalu almu harfun, wa lakin alifun harfun, wa lamun harfun, wa mimun harfun.”
Yang artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Alquran, maka baginya satu kebaikan dengan membaca tersebut. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan di setiap satu huruf: akan tetapi Alif satu huruf, lam satu. Aku tidak mengatakan bahwa (yang dimaksud huruf) berarti Mim (dimaknai) satu huruf.” [yy/republika]
Artikel Terkait:
-
Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 1302: Dia melihat kuburan Nabi Saw sudah ditinggikan tanahnya sedikit |wafat nabi|
- HR Bukhari No 2403: Dia telah membebaskan budak wanitanya namun dia minta kepada Nabi Saw. seandainya kamu hibahkan budak itu kepada bibi-bibi kamu tentu kamu akan mendapatkan pahala yang besar
- HR Bukhari No 2951: Sesungguhnya negeri ini telah Allah haramkan (sucikan) sejak hari penciptaan langit dan bumi, maka dia akan tetap suci dengan pensucian dari Allah itu hingga hari kiamat |fathu makkah.idzkhir|
- HR Bukhari, Sahih Bukhari, hunain, syair, Muthalib
- HR Bukhari No 2224: Tidaklah seorang mukmin melainkan aku lebih utama untuk menanggung mereka. siapa saja dari orang mukmin yang meninggal dunia yang meninggalkan hutang datanglah kepadaku |maula.waris|
- HR Bukhari No 446: Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari umatku, tentulah Abu Bakar orangnya |khulafaur|
- HR Bukhari No 2426: Sesungguhnya orang yang memakai pakaian seperti ini adalah orang yang tidak akan mendapat bagian di akhirat |sutera.halal.haram|
- HR Bukhari No 3964: Dia adalah saudara laki-lakimu wahai Abd bin Zam'ah sebab dia dilahirkan diatas kasurnya. Anak adalah pemilik kasur, pezina harus dihukum rajam |suami.istri|
- HR Bukhari No 656: Aku lalu datang untuk ikut shalat bersama beliau dan berdiri di samping kiri beliau. Kemudian beliau menggeserku ke sebelah kanannya |imam.shaf.ba'diyah|
- HR Bukhari No 3989: Quraisy adalah kabilah yang baru saja meninggalkan masa kejahiliyahan dan kerusakan agama. Kalaulah manusia mengarungi lembah dan anshar mengarungi sebuah lereng gunung, niscaya kuarungi lembah anshar atau lereng Anshar |fa'i.hunain|
-