Fiqhislam.com - Kesabaran amat diperlukan, terutama dalam masa-masa sulit. Dengan sikap sabar, seseorang dapat lebih mengendalikan dirinya. Tidak terbawa emosi yang justru berdampak jangka panjang.
Rasulullah Muhammad SAW dan kaum Muslimin pada fase Makkah mencontohkan perikesabaran itu. Beliau beserta para sahabatnya pernah mengalami pemboikotan (embargo) ekonomi oleh penguasa Quraisy.
Alasan utama tindakan itu hanya karena gencarnya dakwah Islamiyah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Beliau menyerukan agar orang-orang Quraisy kembali pada agama tauhid serta meninggalkan paganisme. Rasulullah SAW bersama para sahabatnya menjalani pemboikotan dengan hidup serba kekurangan, bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dalam satu riwayat disebutkan, akibat tidak ada lagi makanan yang layak disantap, daun pun menjadi gantinya. Dapat dibayangkan, betapa menderitanya para pengikut Nabi SAW dalam menghadapi krisis akibat pemboikotan itu.
Hingga akhirnya, pertolongan datang dari sisi Allah. Rasulullah saw bersama para sahabat menyakini benar firman Allah, yang artinya, "Dan sungguh Kami akan berikan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS al-Baqarah: 155).
Kesabaran dalam keimanan itu pula yang menjadi sebab selama masa sulit tak pernah sekali pun terjadi kerusuhan yang disertai penjarahan terhadap hak milik orang-orang kaya ketika itu. Padahal, siapa pun akan memahami bila kemiskinan dan kelaparan yang mereka jalani sangat mungkin mendorong untuk melakukan penjarahan atau pencurian. Namun, semua itu tak mereka lakukan karena yakin bahwa kesabaran dan keimanan mereka pasti berbuah pada pertolongan Allah SWT. [yy/republika]
Artikel Terkait:
- Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 453: Bagaimana cara shalat malam. Dua rakaat dua rakaat. Apabila dikhawatirkan masuk subuh maka shalatlah satu rakaat sebagai witir |shalatul lail|
- HR Bukhari No 3422: Kaburnya Utsman dalam perang Uhud, aku bersaksi bahwa Allah telah memaafkan dan mengampuninya. Tidak ikutnya dia pada perang Badar, saat itu dia sedang merawat putri Rasulullah Saw yang sedang sakit |khulafaur.badar.Baiatur Ridhwan|
- HR Bukhari No 2829: Para Nabi sebelumku belum pernah mengatakannya yaitu bahwa ad-Dajjal itu a'war (buta sebelah matanya) dan sesungguhnya Allah tidaklah buta sebelah
- HR Bukhari No 2319: Rasulullah Saw memberikan kepadanya seekor kambing yang Beliau bagikan untuk para sahabat Beliau sebagai hewan kurban dan tersisa anak kambing yang sudah bisa berdiri
- HR Bukhari No 2732: Nabi Saw shalat Dzuhur di Madinah empat rakaat dan shalat Ashar di Dzul Hulaifah dua rakaat |waktu shalat.safar.qashar.haji.talbiyah|
- HR Bukhari No 3854: 'Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenangan yang nyata' maksudnya adalah perjanjian Hudaibiyah. Lalu untuk kami apa. 'Untuk memasukkan orang-orang beriman laki-laki dan perempuan ke dalam surga-surga ... |akhirat.quran|
- HR Bukhari No 2572: Keluarganya merasa kehilangan bejana perak yang bergaris emas. Kemudian hari bejana itu ditemukan di Makkah. Persaksian kami lebih benar dari pada persaksian mereka berdua |wahyu|
- HR Bukhari No 28: Mengingkari pemberian suami |suami istri|
- HR Bukhari No 180: Cara wudhu Nabi Saw
- HR Bukhari No 1896: Ada seorang dari istri Beliau yang ikut beriktikaf bersama Rasulullah saw dalam keadaan mengalami istihadah |ramadhan.ahlul bait|