Fiqhislam.com - Ustadz Yusuf Mansur mengatakan, pengalaman dimudahkan karena sedekah bisa terjadi pada siapa saja. Ia menyebut sedikitnya ada empat keutamaan bersedekah.
Pertama, mengundang datangnya rezeki.
Allah berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. "Imam Ali pernah menyatakan, 'pancinglah rezeki dengan sedekah'," katanya.
Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah pernah bersabda, "Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah."
Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah menganjurkan, "Obatilah penyakitmu dengan sedekah."
Keempat, menunda kematian dan memperpanjang umur. Rasulullah mengatakan, "Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur."
Mengapa semua itu bisa terjadi? Menurut Yusuf Mansur, sebab Allah mencintai orang-orang yang bersedekah. Kalau Allah sudah mencintai seseorang, maka tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada kebutuhannya yang Allah tidak kabulkan, tidak ada dosanya yang Allah tidak ampuni, dan dia akan meninggal dalam keadaan husnul khatimah (baik).
"Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi oleh manusia. Begitu dahsyatnya femonena sedekah, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah?" ujarnya. [yy/republika]
Artikel Terkait:
Sedekah-Sedekah Sederhana Rasulullah SAW dalam Keseharian
-
Sedekah-Sedekah Sederhana Rasulullah SAW dalam Keseharian
Fiqhislam.com - Sedekah adalah sumber kebajikan yang menjalin hubungan kemanusiaan dengan empati, kasih sayang, dan persaudaraan.
Memberi adalah sumber kebahagiaan, dan seorang Muslim merasa bahagia jika dapat membahagiakan orang lain dengan apa yang ada pada dirinya.
Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, ''Siapakah manusia yang paling baik?'', Rasulullah hanya menjawab, ''Orang yang sanggup memberi manfaat kepada sesamanya!
''Selanjutnya Rasulullah ditanya, ''Amal apa yang paling utama?'' Rasulullah menjawab, ''Memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman.'' (HR Thabrani).
Seorang Muslim seharusnya menjadi 'pembuka kebajikan' di mana pun berada. Rasulullah bersabda, ''Sesungguhnya kebajikan itu bagai khazanah (tempat penyimpanan) yang mempunyai kunci, maka bahagialah orang yang dijadikan Allah kunci pembuka kebajikan, penutup kejahatan. Dan, celakalah orang yang dijadikan Allah kunci pembuka kejahatan, penutup kebajikan.'' (HR Ibnu Majah).
Rasulullah SAW pernah menegaskan perlunya setiap orang memberi sedekah setiap hari. ''Tiap-tiap jiwa keturunan Adam, tanpa kecuali, harus bersedekah, setiap hari, di mana matahari terbit di dalamnya.
''Mendengar hadis itu, seorang sahabat yang tak punya apa-apa untuk disedekahkan bertanya, ''Bagi orang semacam kami ini, bagaimana bisa bersedekah? '' Rasulullah menjelaskan, ''Sesungguhnya pintu kebajikan itu banyak sekali. Mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dengan khidmat dan khusuk adalah sedekah. Mengajak orang kepada yang baik dan melarang dari yang munkar adalah sedekah. Menyingkirkan sebuah batu dari jalan untuk memudahkan orang lewat adalah sedekah. Menuntun orang buta menyeberang jalan adalah sedekah. Memberi petunjuk kepada orang yang bertanya kepadamu adalah sedekah.
Memapah orang yang tak berdaya dan mengharapkan bantuan dengan kekuatan dua betismu serta mendukung orang yang lemah dengan kekuatan dua lenganmu adalah sedekah. Dan senyummu bila berhadapan dengan saudaramu adalah sedekah.'' (HR Bukhari-Muslim).
Dengan kata-kata yang sederhana dan praktis Rasulullah SAW menjelaskan pengertian sedekah tidak hanya terbatas dalam bentuk materi. Sedekah mengandung makna yang lebih tinggi dan lebih luas daripada sekadar pemberian kepada orang lain yang bersifat materi.
Tidak selamanya sedekah harus berupa benda atau uang. Sedekah memiliki makna yang luas: setiap orang, dalam kondisi apa pun, dapat melakukannya.
Islam meluruskan persepsi yang keliru; seolah anggota masyarakat sudah ditakdirkan terdiri dari tingkatan, yaitu 'golongan pemberi', yang memiliki kelebihan dari segi materi dan tak perlu menerima apa-apa karena sudah mampu.
Lalu 'golongan penerima', yang tak bisa memberi karena tidak berpunya. Islam membawa pandangan baru bahwa proses memberi dan menerima, sesungguhnya melibatkan semua anggota masyarakat, kaya ataupun miskin, masing-masing bisa berbuat menurut kemampuannya. [yy/republika]Artikel Terkait:
-
Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 705: Jika shalat bersama Nabi Saw para sahabat tetap berdiri sampai mereka melihat beliau telah sujud |imam|
- HR Bukhari No 1749: Bagaimana sikap kalian jika aku membunuh orang ini lalu aku menghidupkannya kembali. Maka Dajjal membunuh laki-laki terbaik itu lalu menghidupkannya kembali |madinah|
- HR Bukhari No 801: Di pagi ini ada hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Hujan turun kepada kita karena karunia Allah dan rahmat-Nya |musyrik|
- HR Bukhari No 3275: Berilah nama dengan namaku tapi jangan kalian menggunakan nama dengan nama kuniyahku (gelar/panggilan)
- HR Bukhari No 2990: Seseorang dari kalian akan selalu dihitung berada di dalam shalat selagi orang tersebut menanti shalat ditegakkan. Ya Allah, ampunilah dia dan rahmatilah |hadats|
- HR Bukhari No 3922: Berapa kali Nabi Saw berumrah. Empat kali. Nabi Saw tak pernah berumrah kecuali Ibnu Umar turut menyertainya dan beliau sama sekali tidak pernah berumrah pada bulan rajab |sahabat nabi|
- HR Bukhari No 2821: Nabi Saw dibawakan harta dari negeri Bahrain lalu datang Abbas menemui Beliau. Wahai Rasulullah, berilah aku harta itu karena aku akan menebus diriku |sedekah.jizyah|
- HR Bukhari No 4105: Rasulullah menetap di Makkah selama sepuluh tahun. Dan di Madinah selama sepuluh tahun |wafat nabi.quran|
- HR Bukhari No 1551: Orang-orang ragu tentang puasa Nabi Saw pada hari Arafah. Lalu aku utus seseorang membawakan segelas susu ketika Beliau sedang wukuf maka Beliau meminumnya |haji|
- HR Bukhari No 4044: orang-orang yang berihram untuk umrah berthawaf di ka'bah dan melakukan sa'i. Adapun orang-orang yang menggabungkan antara haji dan umrah, mereka hanya melakukan thawaf sekali saja |tahallul.kurban.haid|
-