Fiqhislam.com - Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apa itu ghibah, ya Rasul?”. Beliau menjelaskan, “Ghibah itu menceritakan tentang saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya.”
Sahabat itu bertanya lagi, “Bagaimana jika apa yang kuceritakan itu benar-benar terjadi pada saudaraku itu?”
Rasulullah SAW menjawab, “Jika apa yang engkau ceritakan itu benar-benar terjadi, berarti engkau telah melakukan ghibah terhadapnya. Namun, jika apa yang engkau ceritakan tidak terjadi, berarti engkau telah berbohong tentangnya."
Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa ghibah berarti menceritakan apa yang terjadi pada orang lain yang jika terdengar oleh orang yang bersangkutan pasti tidak akan menyukainya. Tak peduli apakah hal-hal yang diceritakan itu benar adanya.
Anehnya, para pelaku ghibah seakan-akan menikmati perbuatan buruk itu. Hal ini mungkin tak mengherankan. Sebab, iblis senantiasa menggoda manusia melalui berbagai cara.
Imam al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub menjelaskan, iblis melumuri bibir orang-orang yang senang berbuat ghibah dengan madu. Tujuannya agar orang-orang itu selalu merasa “manis” saat membicarakan dan menyebarkan aib orang.
Dikisahkan, dalam sebuah perjalanan, Nabi Isa AS pernah bertemu dengan Iblis yang sedang membawa madu di salah satu tangannya dan membawa abu di tangan lainnya.
Nabi Isa pun bertanya, “Apa yang akan engkau lakukan dengan madu dan pasir itu, wahai musuh Allah?”
Iblis menjawab, “Madu ini akan kuoleskan pada bibir para ahli ghibah agar mereka merasa manis dan semakin giat melakukan ghibah. Sementara, abu ini kubalurkan pada wajah anak-anak yatim sehingga orang merasa benci melihat kepada mereka.” Wallahu 'alam. [yy/republika]
Artikel Terkait:
- Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 1087: Sesungguhnya saudara kalian ini tidak pernah berkata rafats (kotor). Abdullah bin Rawahah yang penah bersyair
- HR Bukhari No 895: Rasulullah Saw melaksanakan shalat Subuh dalam keadaan masih gelap. Allahu Akbar, hancurlah Khaibar |waku shalat.ahlul bait.yahudi|
- HR Bukhari No 1391: Nabi Saw melarang menjual kurma sampai nampak kebaikannya (matang) |jual beli|
- HR Bukhari No 884: Ketika kami sedang shalat bersama Nabi Saw tiba-tiba datang rombongan dagang.Orang-orang pun berhamburan pergi. Tersisa hanya dua belas orang |shalat.jumat.wahyu|
- HR Bukhari No 1977: Wahai Abu Al Qasim. Panggillah dengan menyebut namaku dan jangan memanggil dengan nama kuniyahku (panggilan atau julukan)
- HR Bukhari No 3336: Akan ada sekelompok orang quraisy yang membinasakan umat ini. Apa yang baginda perintahkan kepada kami. Sebaiknya orang-orang meninggalkan mereka
- HR Bukhari No 1548: Orang-orang ragu apakah Nabi Saw shaum (puasa) pada hari Arafah. Maka aku utus seseorang membawakan minuman lalu Beliau meminumnya |haji|
- HR Bukhari No 3405: Aku bermimpi meminum segelas susu hingga aku dapat melihat aliran air dari kukuku. Kemudian aku berikan sisanya kepada Umar. Apa maknanya susu tersebut. Ilmu |khulafaur.khalifah|
- HR Bukhari No 1738: kota Madinah membersihkan manusia yang jahat sebagaimana alat tempa besi yang membersihkan karat besi |hijrah|
- HR Bukhari No 1073: Bila shaum seakan Beliau terus menerus shaum hingga kami menduganya Beliau tidak pernah berbuka sekalipun |puasa|