Fiqhislam.com - Rukuk merupakan salah satu rukun dalam shalat. Rukuk yang memiliki akar kata raka’ah bernilai satu rakaat dalam shalat. Seorang makmum yang tertinggal dalam shalat dan masih bisa mengejar hingga imam rukuk, dia tidak perlu mengulangi rakaat shalatnya.
Rukuk dilakukan seraya bertakbir dengan mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua pundak atau telinga. Kepala diposisikan sejajar dengan punggung dan kedua tangan di kedua lutut dengan jemari merenggang.
Dr Al Qafthani dalam Ensiklopedia Shalat menjelaskan, Rasulullah SAW diam sejenak setelah selesai membaca ayat-ayat suci Alquran. Beliau diam dan menghela nafas sehingga bacaan tidak bersambungan dengan rukuk. Pada saat diam, Nabi SAW membaca doa istiftah.
Posisi rukuk Nabi SAW benar-benar sempurna. Dari Wabishah bin Ma’bad Ra, dia pernah menyaksikan Rasulullah SAW mengerjakan shalat. Jika rukuk, dia meluruskan punggungnya sehingga jika air dituangkan di atasnya akan tetap bertahan diatasnya karena sangat lurus. Jika rukuk, Nabi SAW meluruskan punggungnya. Jika air dituangkan diatasnya akan tetap bertahan karena sangat lurus.
- Syariah Akidah Akhlak Ibadah
Abu Hamid as-Sa’idi menjelaskan, dia berkata kepada beberapa orang dari para sahabat Nabi. Dia melihat beliau jika bertakbir mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan kedua pundaknya. Jika rukuk, dia menempatkan keduatangannya di kedua lututnya (dan merenggangkan jemarinya) kemudian beliau membungkukkan punggungnya.
Dalam lafaz lainya disebutkan, “Kemudian rukuk dan meletakkan kedua tangannya di atas lututnya. Seakan-akan beliau menggenggam keduanya. Kemudian beliau membuat tangan beliau seperti busur panah. Lalu kedua tangan itu merenggang (menjauh) dari kedua lambungnya (membentuk busur).
Nabi SAW tumakninah dalam rukuknya. Ini berdasarkan pada ungkapan Hudzaifah kepada seseorang yang tidak sempurna dalam rukuk dan sujud. Dia berkata kepada orang itu. “Kamu belum shalat. Jika kamu mati, kamu mati dalam keadaan tidak fitrah yang (padanya) Allah menciptakan Muhammad.Beberapa doa yang dibacakan saat rukuk yakni ‘Subhaana Robbiyal ‘Azhimi’ (“Maha suci Rabbku yang Mahaagung”).
Selain itu, Al Qahthani mengungkapkan, ada bacaan tambahan lain yang bisa dirapalkan seperti apa yang diriwayatkan Nabi SAW. “Subhanakallahumma Robbanaa wa bihamdikallahummaghfirli” Maha suci Engkau, ya Allah, Rabb kami dan segala puji hanya bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku.”
"Subbuhun quddusun robbul malaikati warruuh." Maha suci, Mahakudus, Rabb para malaikat dan ruh. Allahumma laka roka’tu wabika amantu walaka aslamtu anta robbi khasya’a sam’i wa ba shari wa mukkhi wa ‘azhmi wa’ashabi. “Ya Allah, untuk-Mu aku rukuk, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu pula aku berserah diri, pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan uratku khusyu’ (tunduk) kepada-Mu.”
Nabi SAW melarang membaca Alquran ketika rukuk dan sujud. Nabi SAW bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya aku dilarang membaca Alquran pada saat sedang rukuk dan sujud. Ada pun pada saat rukuk maka agungkanlah Rabb yang Mahaperkasa lagi Mahamulia. Sedangkan dalam sujud, bersungguh-sungguhlah dalam doa sehingga doa kalian layak untuk dikabulkan.” [yy/republika]
Artikel Terkait:
Terkabulnya Doa ketika Rukuk
Terkabulnya Doa ketika Rukuk
Fiqhislam.com - Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, frekuensi membaca bacaan dalam rukuk sesungguhnya tidak dibatasi. Ketika rukuk, seorang bisa membaca sekali, dua kali, tiga kali atau selebihnya.
Menurut dia, esensi bacaannya bukan berapa kali kuantitas. Namun, jumlah bilangan itu menunjukkan penghayatan kita kepada makna kalimat yang kita bacakan.
Dia menjelaskan, rukuk menjadi salah satu sarana ampuh untuk berdoa kepada Allah SWT. Menurut dia, di dalam rukuk, ada peluang besar terkabulnya doa seorang Muslim. Dia pun menyitir salah satu ayat dalam Alquran. "... Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari fadhilah Allah dan ridhwan-Nya..." (QS 48: 29).
Menurut Ustaz Adi, fadhilah merupakan salah satu keutamaan khususnya dalam urusan dunia. Doa-doa untuk meraih keutamaan tersebut bisa dihajatkan ketika rukuk. Doa diucapkan dalam hati dengan keyakinan tanpa keraguan. Tak hanya itu, doa ini pun bersifat paling utama. Artinya, nomor satu dalam urusan dunia.
Bagaimana dengan Ridwan? Ustaz Adi menjelaskan, ridhwan bermakna semua aktivitas yang sudah diridhai Allah. Ketika sudah mendapat ridha Allah, maka sudah bernilai ibadah. Menurut Ustaz Adi, jika Allah sudah ridha artinya sudah ada pahalanya. Dia mencontohkan, para sahabat Nabi SAW yang disebutkan Allah sebagai Radhiyallahuanhum waradhuanhu atau ridha Allah untuk mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya (QS Al Bayyinah: 8). .
Semua aktivitas mereka dijaga sehingga selalu menjadi ibadah. Karena itu, Ustaz Adi menjelaskan, Ridhwan bermakna sebagai keutamaan atau kemuliaan akhirat. Meski demikian, Ustaz Adi mengungkapkan, permintaan itu sebaiknya memperhatikan sisi di dalam diri kita. Permintaan itu apa yang dibutuhkan bukan yang diinginkan. [yy/republika]Artikel Terkait:
- Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 3096: Aku mendengar Nabi Saw membaca 'Fahal mim muddakir (adakah orang yang mau mengambil pelajaran)' |quran|
- HR Bukhari No 3234: Orang yang baik pada zaman jahiliyah akan menjadi baik pula pada zaman Islam bila mereka memahami Islam, dan akan kalian temui orang yang paling buruk adalah mereka yang bermuka dua |munafik.pemimpin|
- HR Bukhari No 3826: Fitnah Keji Terhadap Aisyah ra Oleh Kaum Munafik
- HR Bukhari No 1086: Siapa yang bangun di malam hari lalu membaca 'laa ilaaha illallah wahdahu..'. Kemudian dilanjutkan dengan 'Allahummaghfirlii' maka shalatnya diterima |shalatul lail.doa.ampunan.tauhid|
- HR Bukhari No 2850: Hijrah telah terputus kewajibannya sejak Allah memberikan kemenangan kepada Nabi Saw atas kota Makkah |fathu makkah|
- HR Bukhari No 1284: Suatu hari Rasulullah Saw berdiri menyampaikan khutbah lalu menyebut perihal fitnah kubur |azab|
- HR Bukhari No 1721: Dia sudah berusia lanjut sehingga dia tidak mampu untuk menempuh perjalanannya, apakah terpenuhi kewajiban untuknya bila aku menghajikannya |badal|
- HR Bukhari No 1127: Kami pernah membaca at-tahiyat dalam shalat, kami menyebut nama dan memberi salam kepada beberapa diantara kami |tasyahud.tawarruk.iftirasy|
- HR Bukhari No 2972: Pada hari jumat, setiap pintu dari pintu-pintu masjid terdapat para malaikat yang mencatat orang yang datang lebih awal dan seterusnya hingga apabila imam sudah duduk di atas mimbar lembaran catatan itu ditutup |waktu shalat|
- HR Bukhari No 2257: Aku menemukan satu cemeti. Aku akan mencari pemiliknya. Bila tidak ketemu maka aku akan manfaatkan. Umumkanlah selama satu tahun. Aku tidak tahu apakah selama tiga tahun atau satu tahun saja |halal.haram|