Fiqhislam.com - Sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq, berkata, ''Kegelapan itu ada lima dan pelitanya pun ada lima. Jika tidak waspada, lima kegelapan itu akan menyesatkan dan memerosokkan kita ke dalam panasnya api neraka.
Tetapi, barangsiapa teguh memegang lima pelita itu maka ia akan selamat di dunia dan akhirat.''
Kegelapan pertama adalah cinta dunia (hubb al-dunya). Rasulullah bersabda, ''Cinta dunia adalah biang segala kesalahan.'' (HR Baihaqi). Manusia yang berorientasi duniawi, ia akan melegalkan segala cara untuk meraih keinginannya. Untuk memeranginya, Abu Bakar memberikan pelita berupa takwa. Dengan takwa, manusia lebih terarah secara positif menuju jalan Allah, yakni jalan kebenaran.
Kedua, berbuat dosa. Kegelapan ini akan tercerahkan oleh taubat nashuha (tobat yang sungguh-sungguh). Rasulullah bersabda, ''Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, di dalam hatinya timbul satu titik noda. Apabila ia berhenti dari berbuat dosa dan memohon ampun serta bertobat, maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, bertambah hitamlah titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya.'' (HR Ahmad). Inilah al-roon (penutup hati) sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Muthaffifin (83) ayat 14.
Ketiga, kegelapan kubur akan benderang dengan adanya siraj (lampu penerang) berupa bacaan laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah. Sabda Nabi SAW, ''Barangsiapa membaca dengan ikhlas kalimat laa ilaaha illallah, ia akan masuk surga.'' Para sahabat bertanya, ''Wahai Rasulallah, apa wujud keikhlasannya?'' Beliau menjawab, ''Kalimat tersebut dapat mencegah dari segala sesuatu yang diharamkan Allah kepada kalian.''
Keempat, alam akhirat sangatlah gelap. Untuk meneranginya, manusia harus memperbanyak amal shaleh. QS Al-Bayyinah (98) ayat 7-8 menyebutkan, orang yang beramal shaleh adalah sebaik-baik makhluk, dan balasan bagi mereka adalah surga 'Adn. Mereka kekal di dalamnya.
Kegelapan kelima adalah shirath (jembatan penyeberangan di atas neraka) dan yaqin adalah penerangnya. Yaitu, meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati segala hal yang gaib, termasuk kehidupan setelah mati (eskatologis). Dengan keyakinan itu, kita akan lebih aktif mempersiapkan bekal sebanyak mungkin menuju alam abadi (akhirat). Demikian lima wasiat Abu Bakar. Semoga kita termasuk pemegang kuat lima pelita itu, sehingga menyibak kegelapan dan mengantarkan kita ke kebahagiaan abadi di surga. Amin. [yy/republika]
Oleh Nur Iskandar
Artikel Terkait:
- Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 3027: Bukankah kamu dahulu orang yang memerintahkan kami berbuat ma'ruf dan melarang kami berbuat munkar. Aku memang memerintahkan kalian tapi aku sendiri tidak melaksanakannya |neraka.akhirat|
- HR Bukhari No 2420: Sesungguhnya orang yang memakai pakaian seperti ini tidak akan mendapat bagian di akhirat |sutera,halal.haram|
- HR Bukhari No 1957: Sesungguhnya temanku telah menjual kepadamu unta yang sakit sedangkan ia tidak menjelaskannya kepadamu |jual beli|
- HR Bukhari No 3741: Kami hijrah bersama Rasulullah Saw dengan mengharap ridho Allah maka Allah memberi balasan kepada kami, diantara kami ada yang meninggal dan belum mendapatkan balasan dunia sedikitpun |syahid.syuhada|
- HR Bukhari No 2472: Siapa yang bersumpah dengan sumpah curang dan bermaksud mengambil harta seorang muslim maka nanti dia akan berjumpa dengan Allah sedang Allah murka kepadanya |wahyu.yahudi.dusta|
- HR Bukhari No 3588: Nabi Saw bersabda ketika meninggalnya an- Najasyi 'Hari ini telah meninggal dunia seorang laki-laki saleh. Maka berdirilah kalian untuk mendirikan shalat jenazah untuk saudara kalian yang telah tiada |ajal.shalat ghaib.habasyah|
- HR Bukhari No 652: Dengar dan taatlah kalian sekalipun yang memimpin kalian adalah seorang budak Habasyi (habasyah) yang berambut keriting seperti buah kismis |pemimpin|
- HR Bukhari No 640: Abu Bakar maju sebagai imam memimpin shalat. Tatkala tampak wajah Nabi Saw, sungguh belum pernah kami memandang wajah beliau yang lebih menakjubkan |imam.wafat nabi|
- HR Bukhari No 1895: carilah pada sepuluh malam-malam akhir dan pada malam yang ganjil. Sungguh aku melihat dalam mimpi bahwa aku sujud diatas tanah dan yang becek |ramadhan.lailatul qadar.iktikaf|
- HR Bukhari No 2726: Allahu Akbar, hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut |yahudi.jihad.syahid.syuhada|