Fiqhislam.com - Pernahkah Anda merasa rugi atas hidup yang Anda jalani di dunia? Lalu, apa yang Anda lakukan untuk membuat hidup Anda lebih bermakna? Jawabannya ialah mengubah kerugian menjadi sebuah kenikmatan hidup.
Orang cerdik akan berusaha mengubah kerugian menjadi keuntungan, sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda. Ingatlah dengan firman Allah SWT dalam surah al-Insyirah: 5-6:
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan; sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” Allah sampai menyebutkannya dalam dua ayat tersebut.
Mengutip buku La Tahzan Jangan Bersedih! karya DR ‘Aidh al-Qarni, ketika Rasulullah SAW diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah.
Ahmad bin Hanbal pun pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi karenanya pula dia kemudian menjadi imam salah satu mazhab. Sementara, Ibnu Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah dia banyak melahirkan karya.
Adapun kisah as-Sarakhsi yang pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun. Tetapi, di tempat itulah dia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid.
Lalu lihatlah ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, dia berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami' al-Ushul dan an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits.
Demikian halnya dengan Ibn al-Jauzi, dia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu dia menguasai qiraah sab'ah.
Pun dengan Malik ibn ar-Raib yang menderita suatu penyakit yang mematikan, namun dia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman Abbasiyah.
Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali wafat meninggalkannya seorang diri, dia justru mampu menciptakan nyanyian-nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.
Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, Anda harus melihat sisi yang paling terang darinya. Ketika seseorang memberi Anda segelas air lemon, Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya agar air lemon itu menjadi manis.
Pun ketika misalnya Anda mendapat hadiah seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian tubuhnya yang lain. Ketika disengat kala jengking pun, ketahuilah bahwa sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari bahaya bisa ular.
Begitulah cara untuk mengambil hikmah dari kehidupan yang merugikan Anda. Tentu, Allah tidak pernah memberikan sesuatu tanpa sebab dan tidak pernah sia-sia. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal dia amat baik bagimu.” (QS al-Baqarah: 216). [yy/republika]
Artikel Terkait:
- Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 3687: Abdullah bin Jubair sebagai komandan pasukan pemanah pada perang Uhud. Kemudian sebanyak tujuh puluh orang dari kami terbunuh. Hari ini sebagai balasan perang Badar, peperangan itu silih berganti |jihad.syuhada|
- HR Bukhari No 1147: Orang-orang mengatakan bahwa Abu Hurairah banyak menyampaikan hadits dari Rasulullah Saw |sahabat nabi|
- HR Bukhari No 2439: Siapa yang memiliki lahan hendaklah dia tanami atau dia berikan kepada saudaranya untuk digarap. Jika tidak hendaklah dia biarkan tanahnya. Beramallah kamu dari seberang lautan karena Allah tidak akan mengurangi sedikitpun dari amalan
- HR Bukhari No 2441: Nabi Ibrahim Als berhijrah bersama Sarah lalu diberi Siti Hajar. Allah telah mengenyahkan orang kafir dan menghadiahi seorang hamba sahaya
- HR Bukhari No 2455: Beliau memerintahkan bagi siapa yang berzina dan belum pernah menikah agar dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun |hukum.hudud|
- HR Bukhari No 2437: Orang-orang muhajirin mengembalikan apa yang diberikan orang-orang Anshar kepada mereka. Nabi Saw memberi ummu Aiman pengganti dari kebunnya
- HR Bukhari No 2340: Siapa yang membebaskan bagiannya dalam budak yang dimilki secara berserikat, sedang dia memiliki harta sebanyak jumlah harga total budaknya secara adil, maka budak itu menjadi bebas
- HR Bukhari No 719: Bagaimana kalian bisa mengetahui bacaan Beliau. Dari gerakan jenggot Beliau |imam.shalat.surah|
- HR Bukhari No 1442: Pakaian apa yang harus dikenakan oleh seorang muhrim. Dia tidak boleh mengenakan baju, sorban, celana, mantel |haji.ihram|
- HR Bukhari No 2272: Siapa yang pernah berbuat aniaya terhadap sebidang tanah di muka bumi ini maka nanti dia akan dikalungkan pada lehernya tanah dari tujuh bumi |akhirat.zhalim|