Fiqhislam.com - Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Umur umatku antara 60 dan 70 tahun, sedikit dari mereka yang melampauinya."(HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Hadis ini mengingatkan kita bahwa umat Rasulullah SAW tidak memiliki umur sepanjang umat nabi-nabi terdahulu. Umat nabi terdahulu memiliki jatah hidup yang lebih lama dibandingkan kita saat ini yang memiliki waktu hidup yang sebentar. Hanya sedikit saja dari umat Nabi Muhammad yang melampaui umur 70 tahun.
Hadis Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa hidup di dunia tidak ada yang abadi. Dunia hanya tempat singgah sementara. Semua manusia sedang mengantre untuk mendapatkan panggilan pulang ke alam keabadian.Cepat atau lambat, semua manusia akan kembali kepada kehidupan yang abadi.Kembali kepada Allah Yang Mahasuci.
Saat umur bertambah, pada hakikatnya jatah kehidupan semakin berkurang. Waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali. Setiap hari adalah hari yang baru dengan kehidupan yang baru pula.
Oleh karena itu, mari isi setiap detik dari kehidupan kita dengan kebaikan dan amal saleh. Jangan membiarkan diri disibukkan dengan urusan dunia dan melupakan urusan akhirat. Beramallah selagi kita masih hidup agar menjadi manusia terbaik.
Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Dan sejelek- jeleknya manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya."(HR Ahmad).
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk mengisi hidup kita dengan amal baik seperti shalat, sedekah, puasa, dan amal soleh lainnya. Manusia terbaik adalah yang selalu memanfaatkan dan memaknai waktu hidupnya dengan ibadah baik mahdhah maupun ghairu mahdhah. Isilah waktu hidup kita dengan amalan yang baik agar tidak menyesal di saat hari kebangkitan dan hari perhitungan amal.
Hasan Bashri RA mengingatkan kita agar selalu memanfaatkan waktu hidup dan mengisinya dengan kebaikan. Beliau berkata, "Wahai anak manusia, siang hari adalah tamumu, maka berbuat baiklah kepadanya. Jika kamu berbuat baik kepadanya, ia pergi dengan memujimu dan jika engkau berbuat buruk terhadapnya, ia pergi dengan mencelamu. Demikian pula malammu."
Kemudian, dia berkata, "Hai anak manusia, engkau hanyalah hidup beberapa hari. Setiap kali hilang satu hari, hilanglah sebagian darimu."
Manusia sedang menunggu kematian. Setiap orang sudah punya jatah kehidupannya sendiri. Ada orang yang panjang umurnya hingga sampai tua. Ada juga yang meninggal di masa muda dan bahkan ada yang belum sempat melihat dunia.
Mengenai hal ini, Allah SWT memberikan penjelasan dalam firmannya, "Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan." (QS 63:11). [yy/republika]
Oleh Abdillah
Artikel Terkait:
-
Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 101: Sesungguhnya Makkah, Allah telah mensucikannya
- HR Bukhari No 344: Selesai mandi beliau shalat delapan rakaat dengan berselimut pada satu baju |dhuha|
- HR Bukhari No 3553: Kalimat yang paling benar yang dikatakan seorang penyair adalah kalimat yang dikatakan oleh Labid. Dia bersyair 'Segala sesuatu selain Allah adalah bathil' |tauhid|
- HR Bukhari No 2926: Raja Aylah memberi hadiah seekor baghol berwarna putih kepada Nabi Saw dan Beliau membalas dengan memakaikan burdah kepada raja itu dan menetapkan baginya untuk tetap berkuasa atas negerinya |doa|
- HR Bukhari No 869: Rasulullah Saw berkhutbah sambil berdiri kemudian duduk lalu berdiri kembali |jumat.shalat.mimbar.imam|
- HR Bukhari No 3418: Kami pernah bersama Nabi Saw yang ketika itu beliau pegang tangan Umar bin Al Khattab |khulafaur|
- HR Bukhari No 63: Stempel kenabian terbuat dari perak
- HR Bukhari No 1726: As-Saib bin Yazid yang pernah menunaikan haji bersama rambongan dan perbekalan haji Nabi Saw
- HR Bukhari No 16: Mencintai kaum Anshar
- HR Bukhari No 1488: Yang akan menghancurkan Ka'bah adalah orang-orang yang betisnya kecil berasal dari negeri Habasyah |kiblat|