Fiqhislam.com - Banyak yang beranggapan bahwa kematian merupakan akhir dari suatu perjalanan. Itulah mengapa banyak pula yang mengatakan bahwa kematian artinya istirahat dengan tenang. Padahal, tahukah Anda tentang rahasia kematian?
Dalam buku Belajar Mudah Memahami Hikmah, Abinya Nasha, menjelaskan rahasia kematian yang sering diabaikan manusia.
Pertama, kematian memutuskan kesempatan manusia untuk beramal. Ketika kematian telah menjemput, maka tiadalah kesempatan yang kita dapatkan untuk mengumpulkan amal diri karena kesempatan telah tertutup.
“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, ‘alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.’” (QS al-Fajr: 23-24).
Karena itu, mengingat hal ini seharusnya manusia bisa tersadar bahwa setelah kematian justru ada beberapa hal yang perlu direnungi. Namun, tidak ada lagi kesempatan untuk beramal.
Kedua, adanya fitnah kubur dan azab kubur. Fitnah kubur ialah ujian berupa pertanyaan-pertanyaan di dalam kubur kepada si mayit mengenai siapa Tuhannya, agamanya, dan nabinya. Bagi orang yang beriman, Allah SWT akan memudahkannya menjawab pertanyan tersebut.
Allah juga memerintahkan untuk menghamparkan surga baginya, memakaikannya pakaian surga, dan membukakan pintu surga sehingga udara sejuk dan bau harum akan menghiasi kuburannya. Kemudian, diluaskannya kubur sejauh mata memandang.
Sedangkan bagi orang kafir, tidaklah dia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dihamparkan neraka baginya, maka hawa panas akan menyelimuti kuburannya dan bau busuk akan menyeruak dari kuburnya.
Kemudian, kuburannya diimpitkan Allah SWT hingga tulang belulangnya pecah menancap satu sama lain. Inilah yang disebut siksa kubur, yakni siksaan yang tidak bisa dilewati saat menjawab fitnah kubur. Lama tidaknya siksa kubur ini pun dipengaruhi besar kecilnya kedurhakaan yang dilakukan.
Ketiga, pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Siapa bilang ketika kematian menjemput maka kehidupan akan juga berakhir? Ternyata tidak. Kehidupan tidak hanya berhenti di alam kubur/barzakh.
Setelah datang hari kiamat, maka akan ada hari hisab dan pertimbangan amal. Hisab adalah penampakkan, penghitungan, dan penetapan atas apa yang diperbuat atau yang pernah dilakukan selama di dunia.
Semuanya akan Allah perlihatkan mulai dari yang amal baik ataupun dosa-dosa yang diperbuat. Sejalan dengan firman Allah SWT. “Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” (QS al- Ghasyiyah: 25-26) [yy/republika]
Artikel Terkait:
-
Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 1833: Aku tidak pernah melihat Beliau paling banyak melaksanakan puasa sunnah kecuali di bulan Sya'ban |ramadhan|
- HR Bukhari No 3363: Orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah Saw lalu bercerita bahwa ada seseorang laki-laki dari kalangan mereka dan seorang wanita berzina. Apa yang kalian dapatkan dalam Kitab Taurat tentang permasalahan hukum rajam |dusta|
- HR Bukhari No 2752: Qais bin Sa'ad Al Anshari ra adalah pembawa bendera Rasulullah Saw, ketika ia hendak melaksanakan haji lalu ia menyisir rambutnya |sahabat nabi|
- HR Bukhari No 2072: Semoga Allah melaknat Yahudi, karena telah diharamkan atas mereka lemak hewan namun lalu memperjual belikannya. Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta |khamer|
- HR Bukhari No 2420: Sesungguhnya orang yang memakai pakaian seperti ini tidak akan mendapat bagian di akhirat |sutera,halal.haram|
- HR Bukhari No 2442: Aku menghibahkan kuda di jalan Allah kemudian aku melihat kuda itu dijual. Jangan kamu beli dan jangan pula kamu minta kembali sedekahmu
- HR Bukhari No 3811: Seseorang memberikan kebun kurma kepada Nabi Saw. Keluargaku menyuruh aku untuk menemui Nabi Saw lalu meminta apa yang telah aku berikan atau sebagiannya |sahabat nabi.orangtua|
- HR Bukhari No 3729: Para istri Nabi Saw pernah mengutus Utsman untuk meminta seperdelapan dari harta yang telah Allah karuniakan kepada Rasul-Nya. Kami tidak mewarisi, dan yang kami tinggalkan adalah sedekah |wafat nabi.ahlul bait.fa'i|
- HR Bukhari No 3716: Siapakah yang sanggup mengabarkan kepadaku keadaan Abu Jahal. Abu Jahal telah dipukul rubuh oleh dua anak Afra' hingga tidak berdaya. Abu Jahal mengatakan 'Asal aku tidak di bunuh oleh anak seorang petani' |musyrik.kafir|
- HR Bukhari No 2586: Tidak ada seorang hamba pun yang meninggal dunia, dimana di sisi Allah dia mendapatkan balasan yang lebih baik sehingga membuatnya berhasrat untuk kembali lagi ke dunia |jihad.syahid.syuhada|