Fiqhislam.com - Kemunculan Dajjal merupakan peristiwa yang menakutkan bagi seluruh manusia di muka bumi, dan peristiwa tersebut akan terjadi di akhir zaman.
Dajjal akan merajalela di muka bumi dengan menyebarkan kerusakan dimana-mana, dan meneror orang-orang beriman serta mengalihkan mereka dari keimanan kepada kekufuran.
Rasulullah SAW bersabda, "Wahai manusia, tak akan ada huru-hara di muka bumi ini sejak masa Adam yang lebih besar dari pada huru-hara Dajjal. Sesungguhnya setiap Nabi yang dikirim Allah akan memperingatkan ummatnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi terakhir dan kalian adalah ummat terakhir.” (HR Ibnu Majah)
Dalam riwayat lain dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda, ”Tidak ada tempat yang tidak dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah (Riwayat Muslim).
Ibnu Umar RA meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, "Tak diragukan lagi, Nuh telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal, tetapi aku akan menceritakan sesuatu tentang Dajjal yang tak diceritakan oleh para nabi sebelumku. Kalian harus tahu bahwa dia bermata satu dan Allah tidak bermata satu (HR al-Bukharī).
Imam Bukhari dan Muslim memperingatkan kita akan bahaya Dajjal. Dajjal, menurut Dr Yusuf Qordhowi dalam kitab Sunnah Rasul adalah sosok yang digunakan Allah SWT untuk menguji hamba-hamba-Nya pada masa-masa fitnah, untuk mengetahui siapa yang benar-benar mengikuti Rasul dan siapa yang kemudian berbalik dari mengikutinya.
Sebagaimana diceritakan sahabat Hudzaifah, di antara kemahiran tipu muslihat Dajjal adalah kemampuannya ''menyulap'' kebenaran dengan kebatilan (dan sebaliknya).
Hudzaifah mengisahkan, Dajjal keluar membawa air dan api. Yang dilihat manusia sebagai api, sebenarnya air. Sedangkan apa yang dilihat manusia sebagai air, sebenarnya adalah api. Rekayasa Dajjal semakin sempurna karena bersamanya ada dukungan materi yang melimpah. Sahabat Mughirah berkata, ''Bersamanya ada gunung roti dan sungai air.''
Melalui dua senjata utama itu (tipu muslihat dan iming-iming materi), Dajjal dikisahkan hadir di masa-masa fitnah. Sebuah masa yang tepat, sehingga Dajjal berhasil menyedot massa yang tidak sedikit, yang segera akan digiring ke dalam surganya (baca: neraka-Nya).
Diceritakan, mayoritas pengikut Dajjal adalah mereka yang tidak memiliki furqon (kemampuan memilih antara hak dan batil). Oleh karenanya, Rasulullah SAW memberi teladan kepada kita dengan berdoa kepada Allah SWT dari fitnah Dajjal.
Doa ini lebih sering diucapkan Rasulullah dalam tasyahud akhir menjelang salam. Yaitu sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّال
“Allahumma inni audzubika min ‘adzabi jahannama wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil masihid dajjal. (Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, dari fitnah kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah al-masikh ad-Dajjal (HR Muslim dari Anas dan Abu Hurairah).
Meski di antara kita tidak ada yang tahu kapan, di mana, dan dalam wujud apa Dajjal itu akan muncul, namun seyogianya kita tetap berhati-hati. [yy/republika]
Mereka yang Mengaku Nabi dan Ancaman Dajjal di Hari Akhir
Mereka yang Mengaku Nabi dan Ancaman Dajjal di Hari Akhir
Fiqhislam.com - Fenomena para pengaku nabi dan rasul masih saja kerap bermunculan, tak terkecuali di era sekarang. Sekalipun teks-teks keagamaan baik Alquran, hadis, maupun consensus ulama menegaskan tak ada nabi dan rasul setelah Muhammad SAW.
Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidzi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa, Musnad Ahmad, Marwiyat-Anas bin Malik).
Bahkan, munculnya fenomena para pengaku nabi ini juga dikaitkan dengan salah satu tanda kiamat yaitu munculnya banyak Dajal yang mengaku nabi, baik pada saat Rasulullah masih hidup maupun setelah wafat. Dalam satu hadis disebutkan bahwa jumlahnya sekitar 30 orang. Namun Nabi tidak memerincinya satu per satu.
“Hari kiamat tidak akan datang sampai muncul banyak Dajal sang pembohong, (jumlahnya) sekitar 30 orang dan semuanya mengaku sebagai utusan Allah.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA). Dalam sejarah tercatat beberapa nama orang yang mengaku dirinya sebagai nabi, di antaranya adalah sebagai berikut:- Musailamah al-Kazzab, hidup pada masa Nabi. Musailamah masuk Islam tahun 9 H, tapi kemudian murtad. Dia dan bala tentaranya sekitar 40 ribu orang bisa ditaklukkan Abu Bakar.
- Al-Aswad al-'Ansi, berasal dari Yaman. Dia hidup pada masa Nabi, masuk Islam tapi kemudian murtad. Dia mempimpin gerakan melawan kaum Muslimin, tapi akhirnya mati terbunuh.
- Sajah binti al-Haris at-Taglibiyyah, seorang wanita penganut Nasrani. Dia pernah menjadi istri Musailamah al-Kazzab. Setelah Musailamah kalah, dia akhirnya masuk Islam dan kembali ke kampungnya di Taglib.
- Ţulaihah binti Khuwailid al-Asadi, pernah masuk Islam pada tahun 9 H, bersama kabilah Bani Asad. Dia kemudian murtad dan mengaku nabi. Pada masa Abu Bakar dia dikalahkan Khalid bin Walid dan masuk Islam kembali.
- Mukhtar bin Abi 'Ubaid as-Saqafi, seorang Syi'ah. Dia hidup pada masa tabi‘in. Dia mengaku mendapat wahyu. Saat perang melawan Mus'ab bin Zubair, dia mati terbunuh.
- Haris bin Sa'id al-Kazzab, hidup pada masa Abdul Malik bin Marwan. Dia mengaku menjadi nabi dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.
- Pada masa Dinasti Bani Umayyah dan Abb☼asiyah tercatat tidak kurang dari tujuh orang pengaku nabi, yaitu al-Mukhtar bin 'Ubaid as-Saqafi, al-Haris bin Sa'id, Bayan bin Sam'an, al-Mugirah bin Sa'id, Abu Mansur al-Ujali, Abu al-Khattab al-Asadi dan Ali bin al-Fadl. [yy/republika]
Artikel Terkait:
- Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 2448: Ada jenazah yang diusung lewat di hadapan Nabi Saw lalu orang-orang memuji jenazah tersebut dengan kebaikan lalu Beliau berkata 'Pasti'. Persaksian orang-orang beriman adalah saksi-saksinya Allah di muka bumi |akhirat.hisab.mukmin|
- HR Bukhari No 1410: Kami mengeluarkan zakat fitri satu sha dari makanan atau satu sha dari gandum atau satu sha dari kurma |idul fitri.zakat fitrah|
- HR Bukhari No 13: Hingga aku lebih dicintainya
- HR Bukhari No 1586: Suatu kali Nabi Saw mempersembahkan hewan kurbannya berupa seekor kambing |haji|
- HR Bukhari No 1163: Nabi Saw memerintahkan kami tentang tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara pula
- HR Bukhari No 1910: Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara yang subhat. Siapa yang berada di dekat larangan itu dikhawatirkan dia akan jatuh pada larangan tersebut
- HR Bukhari No 2824: Aku berwasiat dengan perlindungan Allah dan Rasulullah Saw tentang ahlu dzimmah
- HR Bukhari No 2921: Dalam beberapa peperangan yang kami ikuti, kami pernah mendapatkan madu dan anggur lalu kami memakannya dan tidak melaporkannya kepada Nabi Saw |ghanimah.fa'i|
- HR Bukhari No 393: Janganlah meludah ke arah kiblat tetapi lakukanlah ke arah kiri atau di bawah kaki kirinya |masjid|
- HR Bukhari No 2171: Kami memberi upah untuk pekerja dengan pembayaran seperempat bagian atau sewasaq dari kurma atau gandum |jual beli.sewa menyewa|