Fiqhislam.com - Keutamaan membaca basmallah atau bismillahirrahmanirrahim sangatlah besar. Bacaan ini tak sekadar bacaan singkat tanpa makna. Lebih dari itu ada banyak makna dan rahasia di balik tuntunan membaca kalimat thayyibah tersebut.
Ayat yang pertama kali diturunkan berbunyi, ''Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan,'' (QS Al-'Alaq [96: 1). Perintah membaca yang disebutkan dalam ayat ini, mengharuskan dimulainya setiap pekerjaan dengan nama Allah SWT.
Menurut Ibnu Abbas, hakikat dari perintah iqra' pada ayat pertama itu adalah perintah untuk membaca basmallah. Dan basmallah merupakan satu-satunya ayat yang hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Nabi Sulaiman AS, seperti disebutkan dalam surah An-Naml [27] ayat 30.
Diriwayatkan Ibnu Mardawaih dari Buraidah, Rasulullah bersabda, ''Telah diturunkan kepadaku satu ayat yang tidak pernah diturunkan kepada seorang nabi pun selain Nabi Sulaiman dan aku, yaitu “Bismillahir rahmanir rahiim.''
Utsman bin Affan pernah bertanya tentang basmallah, maka Beliau SAW menjawab, ''Sesungguhnya ia adalah salah satu dari nama-nama Allah yang agung, begitu dekatnya basmallah dengan nama Allah seperti dekatnya biji mata yang hitam dengan biji mata yang putih.''
Menurut penjelasan para ahli tafsir, setidaknya ada empat makna yang terkandung dalam basmallah. Pertama, kata bi kalau dikaitkan dengan ''kekuasaan dan pertolongan'', maka si pengucap menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukannya terlaksana atas kekuasaan Allah. Dia memohon bantuan-Nya agar pekerjaannya dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna.
Kedua, rahasia penting mengapa basmallah didahulukan bagi semua pekerjaan, erat kaitannya dengan prinsip ''la ilaha illa Allah''. Yakni, dengan menjadikan Allah sebagai sebab utama dalam semua tindakan.
Ketiga, Allah adalah Zat yang wajib ada, satu-satunya yang mempunyai hak segenap pujian, dan nama termulia yang pernah ada. Tatkala seorang Muslim menyebut nama Allah dalam basmallah, berarti dia telah mendeklarasikan nama teragung di semesta.
Keempat, ada dua sifat kesempurnaan yang ditekankan dalam basmallah, ar-Rahman dan ar-Rahim. Ar-Rahman adalah curahan rahmat-Nya secara aktual yang diberikan di dunia ini kepada semua makhluk-Nya. Sedangkan ar-Rahim adalah curahan rahmat-Nya di akhirat kelak kepada mereka yang beriman.
Secara akidah, mengucapkan basmallah merupakan bentuk permohonan dan penghambaan. Maka, akan tertanam dalam diri kita rasa lemah di hadapan Allah SWT.
Namun, pada saat yang sama, tertanam pula kekuatan, rasa percaya diri, dan optimisme karena merasa memperoleh bantuan dan kekuatan dari Allah. Apabila suatu pekerjaan dilakukan atas bantuan Allah, pasti dia sempurna, indah, baik, dan benar karena sifat-sifat Allah ''berbekas'' pada pekerjaan tersebut. [yy/republika]
Artikel Terkait:
- Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 2893: Kalaulah tidak memikirkan Kaum Muslimin yang lain tentulah aku sudah membagi-bagikan setiap wilayah yang aku taklukkan sebagaimana Nabi Saw telah membagi-bagikan tanah Khaibar |yahudi.ghanimah.fa'i|
- HR Bukhari No 855: Jika hari terasa sejuk Nabi Saw menyegerakan pelaksanaan shalat. Bagaimana cara Nabi Saw shalat Dzuhur |jumat.waktu shalat|
- HR Bukhari No 639: Abu Bakar pernah mengimami mereka shalat di saat sakitnya Nabi Saw. Teruskanlah shalat kalian. Setelah itu beliau menutup tabir dan wafat pada hari itu juga |wafat nabi.imam|
- HR Bukhari No 3365: penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah Saw agar beliau menunjukkan ayat bukti kenabian. Maka beliau menunjukkan kepada mereka terbelahnya bulan |mukjizat|
- HR Bukhari No 86: Sepersusuan |mahram|
- HR Bukhari No 3798: Ibnu Umar ra berkata 'Pertama kali perang yang aku ikuti adalah perang Khandaq' |sahbat nabi|
- HR Bukhari No 2379: Tidak ada api yang dinyalakan di rumah-rumah Rasulullah Saw. Wahai bibi, apa yang dapat menjadikan kalian bertahan hidup. Dua hal yang hitam, kurma dan air |ahlul bait|
- HR Bukhari No 369: Jika sujud beliau menyentuh kakiku |wudhu.suami istri|
- HR Bukhari No 329: Tayamum, Cukup bagimu mengusap debu pada muka dan kedua telapak tangan
- HR Bukhari No 2688: Topi baja Nabi Saw pecah dan wajah Beliau berlumuran darah serta gigi geraham Beliau pecah. Fatimah mengambil tikar lalu membakarnya kemudian menempelkannya pada luka Nabi Saw |ahlul bait|