Fiqhislam.com - Sesuai dengan makna dasarnya, qalb (hati) adalah sesuatu yang bolak-balik. Dia tidak berpendirian tetap, tetapi selalu berubah-ubah. Pagi dalam keadaan taat, sore kembali berbuat maksiat. Kemarin sudah bertaubat, hari ini kembali berdosa.
Dan, akhirnya bukanlah hal yang aneh, jika kemudian hati menjadi gelisah. Tanda kegelisahan hati adalah hidup yang terasa hambar. Segala sesuatu dijalani dengan hampa. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Oleh karena itu, saatnya kita kenali, mengapa hati selalu gelisah.
Pertama, karena banyaknya dosa. Disadari atau tidak, ketika seorang mukmin berbuat dosa, maka akan diliputi oleh rasa bersalah. Dengan demikian, hati pun menjadi gelisah.
Hidupnya dalam keterasingan. Ibnu Qayyim berkata, ''Jika kamu menemukan keterasingan karena perbuatan dosa, maka segera tinggalkan dan jauhi dosa dan maksiat. Hati tidak akan tenang dengan perbuatan dosa.''
Kedua, kurang bersyukur. Padahal, Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, dengan penuh kasih sayang dan hanya untuk manusia. ''Dan tidak ada binatang melata pun yang hidup di muka bumi ini melainkan Allah yang memberinya rezeki ...'' (QS Hud [11]: 6).
Ketiga, banyak menuntut. Bisa dipastikan hati akan selalu gelisah jika seseorang berpikir harus memiliki segala sesuatu, sementara ia tidak mempunyai kemampuan dan daya tunjang yang memadai untuk meraihnya.
Keempat, cinta dunia. Rasulullah SAW mengkhawatirkan umatnya yang mencintai dunia secara berlebihan. ''Yang paling aku takutkan dari umat sepeninggalanku adalah jika kesenangan dunia dan hiasannya dibuka untuk kalian.'' (Muttafaq 'Alaih).
Kelima, terlalu berharap pada manusia. Seseorang yang bergantung pada selain Allah, hanya akan kecewa. Keenam, berbuat zalim. Menzalimi orang, itu artinya meninggalkan perasaan tidak enak. Karena itu, segeralah meminta maaf. Karena, meminta maaf dekat dengan ketakwaan yang pada akhirnya menimbulkan ketenangan. (QS Al-Baqarah [2]: 237).
Ketujuh, lemah iman. Seseorang yang lemah iman akan mudah mengeluh dan menyalahkan keadaan. Bahkan, orang yang lemah iman tidak yakin dengan kemahakuasaan Allah. Padahal, hidup dan mati, rezeki dan jodoh manusia, semua sudah diatur dan ada dalam kekuasaan Allah SWT.
Kedelapan, tidak sungguh-sungguh menaati syariat Allah, malas beribadah, dan enggan bertaubat kepada-Nya. Itu tampak pada banyaknya tindakan maksiat yang dikerjakan setiap harinya. [yy/republika]
Ustaz Arifin Ilham
Artikel Terkait:
-
Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 3014: Rombongan pertama yang memasuki surga rupa mereka bagaikan bulan saat purnama. Hati mereka bagaikan hati seorang laki-laki yang tidak pernah membenci dan saling hasad di antara mereka |akhirat.bidadari|
- HR Bukhari No 1322: Akan datang kepada kalian suatu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling dengan membawa sedekahnya namun dia tidak mendapatkan seorangpun yang menerimanya
- HR Bukhari No 812: Beliau berbaring tertidur hingga mendengkur. Mata beliau tidur namun hatinya tidak. Kemudian menunaikan shalat Subuh dengan tidak berwudhu lagi |shalatul lail.imam|
- HR Bukhari No 1693: Wahai Rasulullah, kami telah berburu keledai liar dan kami masih menyisakan dagingnya. Makanlah. Sedang saat itu mereka sedang berihram |haji.halal.hudaibiyah|
- HR Bukhari No 3919: Rasulullah Saw pernah mengangkat Usamah bin Zaid sebagai pimpinan suatu kaum, dan mereka mengkritik atas kepemimpinanya |sahabat nabi|
- HR Bukhari No 1663: Aku mendengar apa yang anda katakan kepada para sahabat sehingga aku terhalang menjadikan ihramku sebagai umrah. Aku sedang tidak shalat |haji.haid.thawaf|
- HR Bukhari No 717: Rasulullah Saw pada dua rakaat pertama dalam shalat Dzuhur membaca Al Fatihah dan dua surah dan memendekkan pada rakaat kedua |surah.waktu shalat|
- HR Bukhari No 1582: Wahai Rasulullah, apa yang telah diperbuat oleh orang-orang itu mereka bertahallul sedangkan anda tidak |haji.kurban|
- HR Bukhari No 2269: Siapa saja yang pernah berbuat zhalim terhadap saudaranya hendaklah dia meminta maaf di dunia. Nanti pada hari kiamat bila dia memiliki amal saleh akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya |akhirat.hisab|
- HR Bukhari No 749: Seseorang shalat namun tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Seandainya kamu meninggal dunia maka kamu mati dalam keadaan di luar fitrah |tuma'ninah|