Fiqhislam.com - Allah SWT telah menciptakan setiap hamba untuk menempuh ujian di dunia. Bahkan diibaratkan, dunia bukanlah tempat di mana manusia dapat menikmati ketenangan yang abadi.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Balad ayat ke-4 berbunyi:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ
“Laqad khalaqnal-insana fi kabad,”. Yang artinya: “Sungguh, kami telah menciptakan manusia dengan susah payah,”.
Ahmad bin Hanbal sebagaimana yang dijelaskan Syeikh Aidh al-Qarni dalam kitabnya La Tahzan pernah ditanya mengenai kapan ketenangan itu menghampiri manusia? Beliau pun menjawab: “Jika kamu menginjakkan kakimu di surga, maka kamu akan merasakan ketenangan (abadi),”.
Tidak ada istirahat sebelum di surga. Yang ada di dunia hanyalah gangguan, kebisingan fitnah, peristiwa mengerikan, musibah semisal sakit, kesedihan, kegundahan, kedukaan, dan putus asa. Meski begitu, Allah SWT juga menyelipkan banyak rahmat-Nya kepada manusia di muka bumi ini.
Syeikh Aidh al-Qarni menulis, dunia diciptakan penuh dengan ujian dan manusia kerap menginginkannya bersih dari cobaan dan ujian. Terkadang, kata beliau, manusia kerap memburu ketenangan dengan meninggalkan hal-hal yang wajib.
Menurutnya, ketenangan itu dapat hadir apabila dalam pelaksanaan amalnya, manusia dapat melakukan kebaikan dan menghasilkan manfaat secara menyeluruh. Tak hanya itu, manusia juga dianjurkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Allah akan menurunkan ujian di muka bumi, menurutnya, hanya orang-orang kafir yang kehidupan serta ketenangannya hanya berada di dunia. Demikianlah kehidupan ini diciptakan dengan ujungnya hanya sebuah kefanaan. [yy/republika]
Artikel Terkait:
- Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 276: Sesungguhnya seorang Muslim itu tidak itu najis
- HR Bukhari No 2293: Nabi Saw telah menetapkan jika kalian berselisih tentang jalan supaya membaginya sepanjang tujuh hasta
- HR Bukhari No 2855: Kami pernah bersama Nabi Saw saat Beliau kembali dari Usfan.Ketika hampir tiba di Madinah, Beliau berdoa 'Aayibuuna taa'ibuuna 'aabiduuna li robbinaa haamiduuna ...' |safar|
- HR Bukhari No 1318: Aku berselisih dengan Muawiyah tentang ayat 'dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah' |zakat.quran.bakhil|
- HR Bukhari No 593: Tundalah (adzan) hingga kita melihat bayang-bayang bukit. Sesungguhnya panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api jahannam |waktu shalat|
- HR Bukhari No 3594: Mengapa anda tidak menolong pamanmu (Abu Thalib) padahal dia yang melindungimu dan marah demi membelamu. Dia berada di tepian neraka. Seandainya bukan karena aku, dia tentu sudah berada di dasar neraka |akhirat.neraka|
- HR Bukhari No 2576: Apakah kami boleh berjihad. Tidak. Tetapi jihad yang paling utama buat kaum wanita adalah haji mabrur |syahid.syuhada|
- HR Bukhari No 2799: Rasulullah Saw mengirim serambongan pasukan dari kalangan Anshar menemui Abu Rafi' untuk membunuhnya. Lalu seseorang dari mereka pergi dan memasuki benteng mereka |yahudi|
- HR Bukhari No 591: Antara dua adzan (adzan dan iqamat) ada shalat sunnah |rawatib|
- HR Bukhari No 3001: Jika seorang dari kalian meninggal dunia maka akan ditampakkan kepadanya tempat tinggalnya setiap pagi dan petang hari |siksa.kubur.surga.neraka|