Fiqhislam.com - Salah satu bentuk ketakwaan dan keimanan adalah rasa takut dari seorang hamba pada Allah SWT. Rasa takut, bukan berarti murka Allah lebih besar daripada rasa sayangNya terhadap manusia.
Namun untuk beberapa manusia, rasa takut yang muncul justru semakin membuat diri semakin dekat kepada Tuhan pencipta.
Adapun ciri-ciri orang yang takut kepada Allah, biasanya akhlak serta perilakunya semakin menentramkan orang banyak. Dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits al-Samarqandi, terdapat beberapa ciri orang takut yang takutnya hanya kepada Allah SWT semata.
Misalnya mereka yang lisannya tidak pernah digunakan untuk berkata bohong maupun untuk bergunjing. Lisan hamba yang memiliki rasa takut kepada Allah ini selalu diisi dengan tindakan yang positif, selalu dibahasi dengan dzikir, dan hanya kata-kata baik yang diucap.
Selain lisan, penglihatan mereka pun selalu dijaga dari hal-hal yang haram. Kemudian perutnya pun selalu dijaga, memfilter setiap makanan dan minuman yang hendak masuk ke dalamnya. Bahwa hanya makanan dan minuman yang halal lah yang akan mereka konsumsi.
Orang yang takut kepada Allah pun senantiasa menggerakkan kakinya ke majelis-majelis ilmu. Menerangi langkah kakinya untuk tidak berjalan ke arah dan tujuan maksiat. Kaki para orang yang takut kepada Allah akan dilelahkan dengan berjalan menuju masjid di kala adzan tiba, dan bersusah-susah membantu orang lain yang tengah kesulitan.
Begitu pun dengan tangannya yang tidak akan digunakan untuk hal-hal yang haram. Beliau menjabarkan, orang-orang yang takut kepada Allah sesungguhnya tak akan pernah rela bahkan terbesit sedikit pun untuk mengotori tangannya dengan hal-hal negatif.
Tak hanya itu, hati para orang yang takut pun selalu dipenuhi rasa kedamaian dan ketenteraman. Sikap permusuhan dan juga sikap perkelahian bukan menjadi orang yang takut kepada Allah. Dari seluruhnya, menurut beliau, ciri rasa takut seorang hamba adalah semakin tumbuhnya keikhlasan terhadap segala sesuatu yang ditakdirkan. [yy/republika]
Artikel Terkait:
-
Sahih Bukhari
- HR Bukhari No 3916: Kami memperoleh satu sha' kurma Janib dengan menukar dua sha' kurma Khaibar. Jangan seperti itu kamu lakukan, namun juallah semua dahulu dengan beberapa dirham, kemudian uangnya kau belikan kurma Janib |jual beli.riba'|
- HR Bukhari No 863: Ketika dia sedang duduk di atas mimbar dan muadzin sedang mengumandangkan adzan dan aku mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin |shalat.jumat.masjid.imam|
- HR Bukhari No 425: Jika memasuki masjid maka hendaklah shalat dua rakaat sebelum ia duduk |tahiyatul masjid.jumat|
- HR Bukhari No 309: Jika haid datang maka tinggalkanlah shalat |istihadah|
- HR Bukhari No 3070: Kami pernah bersama Rasulullah Saw di suatu gua. tiba-tiba ada seekor ular yang keluar dari lubangnya. Ular itu dapat lolos dari kami. Ular itu telah selamat dari keburukan kalian sebagaimana kalian pun telah selamat dari keburukannya
- HR Bukhari No 2148: Telah didatangkan Abu An-Nu'aiman dalam keadaan mabuk. Aku termasuk diantara orang yang memukulnya dimana kami melemparinya dengan sandal dan pelepah kurma |khamer|
- HR Bukhari No 2953: Dialah Allah yang tidak ada sesuatu selain Dia sedangkan arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di didalam adz-Dzikir (Kitab) segala sesuatu (yang akan terjadi) lalu Dia menciptakan langit dan bumi |akhirat|
- HR Bukhari No 3560: Aku pernah melihat di zaman jahiliyah seekor monyet sedang dikerumuni oleh monyet-monyet lainnya. Monyet itu telah berzina lalu monyet-monyet lain merajamnya |hukum.hudud|
- HR Bukhari No 1660: Para sahabat berniat untuk haji dan tidak ada satupun dari mereka yang membawa hewan kurban kecuali Nabi Saw dan Thalhah serta Ali |hadyu.haid.miqat|
- HR Bukhari No 95: Ada tiga orang yang akan mendapat pahala dua kali