pustaka.png
basmalah2.png


9 Rabiul-Awwal 1445  |  Minggu 24 September 2023

Keistimewaan Sosok Nabi Idris Alaihis Salam || Permintaan Nabi Idris dan Jawaban Izrail

Keistimewaan Sosok Nabi Idris Alaihis Salam || Permintaan Nabi Idris dan Jawaban Izrail

Fiqhislam.com - Nabi Idris Alaihis Salam adalah salah satu nabi utusan Allah SWT yang diberi tugas menyampaikan risalah kepada kaumnya. Nabi Idris diberi hak kenabian oleh Allah setelah Nabi Adam. Nabi Idris konon hidup sekitar 4.533 sampai dengan 4.188 sebelum Masehi.

Usianya diperkirakan sekitar 345 tahun, ada pula yang menyebutkan usianya 308 tahun. Hal ini juga disebutkan oleh Ibn Katsir dalam Qishash al-Anbiya' yang mengutip keterangan dari Ibn Ishaq. Sebagai penunjang dakwah kenabian tersebut, Nabi Idris dibekali dengan sejumlah keistimewaan.

Pertama, ia adalah manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena. Kepada Idris-lah Allah memberikan 30 lembaran-lembaran ajaran Tuhan, berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya.

Kedua, Nabi Idris diberi bermacam-macam pengetahuan, antara lain, merancak (merawat) kuda, ilmu perbintangan (falak), sampai ilmu berhitung alias matematika.

Ketiga, nama Nabi Idris sendiri berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Idris memang sangat rajin mengkaji ajaran Allah, yang diturunkan kepada Adam dan Nabi Syits.

Bahkan, ajaran yang langsung kepada dirinya. Nabi Idris juga sangat tekun mengkaji fenomena alam semesta, yang semua merupakan ayat dan pertanda dari Tuhannya.

Keempat, Nabi Idris ialah orang yang pertama pandai memotong dan menjahit pakaiannya.

Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang secara sederhana dan apa adanya untuk dijadikan penutup aurat. Idris yang haus akan ilmu pengetahuan sehari-hari memang disibukkan oleh berbagai kepentingan. Namun, ia tetap selalu ingat kepada Tuhan.

Dengan berbekal pengetahuan yang mencapai kelengkapan, kekuatan dan kehebatan yang mumpuni, Idris menjadi gagah berani tak takut mati, tak gentar kepada siapa saja, terutama dalam menyadarkan keturunan Qabil-Iqlima, yang saat itu penuh dengan kesesatan.

Dapat dipahami jika ia mendapat gelar kehormatan Asad al-Usud alias 'Singa di atas segala singa' dari Allah.

Kepada kaumnya, Idris diperintahan memberantas kebiasaan melakukan kenistaan.  Idris ditugaskan untuk membenahi pekerti rendah, zalim terhadap sesama, suka permusuhan, serta suka berbuat kerusakan.

Kepada keturunan Qabil, Idris menegaskan, iman kepada Allah bisa memberikan keberuntungan. Untuk itu wahai kaumku, peganglah tali agama Allah, beribadahlah hanya kepada Allah. Bebaskan diri dari azab akhirat dengan cara amal saleh dan kebaikan.

Zuhudlah di dunia dan berlaku adil, mengerjakan shalat sesuai dengan ajaran Tuhan. Berpuasa pada hari tertentu setiap bulan, jihad melawan musuh agama bikinan setan, serta keluarkan zakat dan sedekah untuk membantu kaum papa dan kaum yang ditimpa kemalangan, katanya.

 

Keistimewaan Sosok Nabi Idris Alaihis Salam || Permintaan Nabi Idris dan Jawaban Izrail

Fiqhislam.com - Nabi Idris Alaihis Salam adalah salah satu nabi utusan Allah SWT yang diberi tugas menyampaikan risalah kepada kaumnya. Nabi Idris diberi hak kenabian oleh Allah setelah Nabi Adam. Nabi Idris konon hidup sekitar 4.533 sampai dengan 4.188 sebelum Masehi.

Usianya diperkirakan sekitar 345 tahun, ada pula yang menyebutkan usianya 308 tahun. Hal ini juga disebutkan oleh Ibn Katsir dalam Qishash al-Anbiya' yang mengutip keterangan dari Ibn Ishaq. Sebagai penunjang dakwah kenabian tersebut, Nabi Idris dibekali dengan sejumlah keistimewaan.

Pertama, ia adalah manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena. Kepada Idris-lah Allah memberikan 30 lembaran-lembaran ajaran Tuhan, berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya.

Kedua, Nabi Idris diberi bermacam-macam pengetahuan, antara lain, merancak (merawat) kuda, ilmu perbintangan (falak), sampai ilmu berhitung alias matematika.

Ketiga, nama Nabi Idris sendiri berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Idris memang sangat rajin mengkaji ajaran Allah, yang diturunkan kepada Adam dan Nabi Syits.

Bahkan, ajaran yang langsung kepada dirinya. Nabi Idris juga sangat tekun mengkaji fenomena alam semesta, yang semua merupakan ayat dan pertanda dari Tuhannya.

Keempat, Nabi Idris ialah orang yang pertama pandai memotong dan menjahit pakaiannya.

Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang secara sederhana dan apa adanya untuk dijadikan penutup aurat. Idris yang haus akan ilmu pengetahuan sehari-hari memang disibukkan oleh berbagai kepentingan. Namun, ia tetap selalu ingat kepada Tuhan.

Dengan berbekal pengetahuan yang mencapai kelengkapan, kekuatan dan kehebatan yang mumpuni, Idris menjadi gagah berani tak takut mati, tak gentar kepada siapa saja, terutama dalam menyadarkan keturunan Qabil-Iqlima, yang saat itu penuh dengan kesesatan.

Dapat dipahami jika ia mendapat gelar kehormatan Asad al-Usud alias 'Singa di atas segala singa' dari Allah.

Kepada kaumnya, Idris diperintahan memberantas kebiasaan melakukan kenistaan.  Idris ditugaskan untuk membenahi pekerti rendah, zalim terhadap sesama, suka permusuhan, serta suka berbuat kerusakan.

Kepada keturunan Qabil, Idris menegaskan, iman kepada Allah bisa memberikan keberuntungan. Untuk itu wahai kaumku, peganglah tali agama Allah, beribadahlah hanya kepada Allah. Bebaskan diri dari azab akhirat dengan cara amal saleh dan kebaikan.

Zuhudlah di dunia dan berlaku adil, mengerjakan shalat sesuai dengan ajaran Tuhan. Berpuasa pada hari tertentu setiap bulan, jihad melawan musuh agama bikinan setan, serta keluarkan zakat dan sedekah untuk membantu kaum papa dan kaum yang ditimpa kemalangan, katanya.

 

Permintaan Nabi Idris dan Jawaban Izrail

Permintaan Nabi Idris dan Jawaban Izrail


 

Permintaan Nabi Idris dan Jawaban IzrailFiqhislam.com - Kisah yang tertuang dalam buku Kisah 25 Kisah Para Nabiini, merupakan salah satu penjabaran dari tafsir surah Maryam ayat ke-56 dan 57, tentang keteladanan Nabi Idris dan cerita sarat makna yang terjadi dengan Izrail, malaikat pencabut nyawa.  

"Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang terdapat di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."

Suatu ketika Nabi Idris sedang duduk santai di suatu tempat yang tidak banyak dihuni oleh manusia.

Sambil mata terpejam dalam ketenangannya, bibir Nabi Idris terus bergerak-gerak mengagungkan nama Allah, sebagai pencipta alam semesta berikut semua isi dan bagaimana keadaan dunia.

Tiba-tiba malaikat datang dan mengucapkan salam. Salam wahai Nabi Allah Idris, saya Malaikat Izrail, kata Sang Malaikat kepada Nabi Idris. 

Lalu, Nabi Idris membalas salam Malaikat Izrail dan langsung melemparkan pertanyaan kepada Malaikat Izrail. 

"Hai Izrail, Engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk berziarah?" tanya Nabi Idris.

 Aku datang untuk menziarah dengan izin Allah, kata Izrail dan langsung mendekat kepada Nabi Idris yang masih duduk dengan mata terpejam.

Mulut Nabi Idris terus berzikir kepada Allah. Seperti itulah yang dilakukan para nabi jika dalam keadaan tenang, mulut dan hatinya terjaga selalu mengingat Allah.

Setelah beberapa saat mata Nabi terbuka, posisi duduknya pun mulai berubah.

Ia mengajak Malaikat Izrail mengelilingi kediamannya untuk menyampaikan ihwal keperluannya kepada Malaikat Izrail.
Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu. Apakah Engkau bersedia membantuku, kata Nabi Idris.
 
Kepentingan apa itu?" kata Malaikat Izrail.

Kepentingan denganmu, yaitu supaya Engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut, katanya.

Mendengar permintaan Nabi Idris, Malaikat Izrail sedikit kaget. Dengan berat hati, ia mesti menolak. Pemintaannya itu  tidak dapat dipenuhi, meski Sang Nabi merupakan kekasih Allah yang diutus ke bumi.

Sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin Allah. 
 
Setelah itu, tidak lama Allah memberi wahyu kepada Izrail agar mencabut nyawa Nabi Idris. Seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris.

Setelah Nabi Idris tidak bernyawa, Izrail menangis atas kematiannya sambil memohon kepada Allah agar menghidupkan kembali Nabi Idris.

Kemudian, Allah mengabulkan permohonan Izrail, Nabi Idris hidup kembali dan mereka berdua kembali berdialog.

Tentu Izrail yang bertanya lebih dulu kepada Nabi Idris, setelah ia dihidupkan kembali dari kematian.

Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut itu? Tanya Izrail. Sesungguhnya rasa sakaratul maut itu saya umpamakan binatang yang hidup itu dilapah kulitnya (dibuang kulitnya semasa hidup-hidup), dan begitulah rasanya sakaratul maut bahkan lebih seribu kali sakit, katanya.
 
Izrail menegaskan kepada Nabi Idris, padahal sesungguhnya ia mencabut nyawa para nabi dengan lemah lembut.
Tidak seperti mahkluk lainnya yang merasakan rasa sakit yang begitu dahsyat. Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa yang seperti itu, katanya

Setelah itu, Nabi Idris menyampaikan kembali permintaannya kepada malaikat Izrail.

Hai malaikat maut, saya ada keinginan lagi dengan Engkau, yaitu saya ingin melihat Neraka Jahanam sehingga saya boleh beribadah kepada Allah, dengan bersungguh-sungguh setelah melihat belenggu, rantai-rantai, dan kalajengking yang menyengat orang-orang di Neraka Jahanam, katanya,

Malaikat Izrail pun kembali menolak permintaan Nabi Idris. Permintaannya itu bukan kewenangannya.

Untuk itu, ia berkata kepada Nabi Idris yang bersikeras itu. Bagaimana saya boleh pergi ke Neraka Jahanam tanpa izin Allah, katanya
 Tidak berapa lama kemudian, Allah memberi wahyu kepada Sang Malaikat Maut dengan firman:
 
"Pergilah Engkau ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris." Malaikat Maut pun pergi ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris.

Nabi Idris melihat segala macam siksaan yang diciptakan Allah untuk mereka yang ingkar, berupa belenggu, rantai-rantai neraka, kalajengking serta ular dengan api-api yang menyala dan kayu zakum, serta air yang sangat panas untuk diminum oleh ahli neraka tersebut. [yy/republika]

 

 

Tags: nabi idris | nabi | anbiya | rasul