pustaka.png
basmalah2.png.orig


15 Dzulqa'dah 1444  |  Minggu 04 Juni 2023

Riwayat Islam di Ujung Selatan Afrika

Riwayat Islam di Ujung Selatan Afrika

Fiqhislam.com - Bila menyebut Islam dan Benua Afrika, maka yang pertama hinggap di benak orang tentulah kehadiran agama ini di negara-negara seperti Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko. Dengan kata lain, Islam di Afrika identik dengan Islam di Afrika bagian utara dan timur laut.

Ini tidaklah mengherankan mengingat wilayah-wilayah ini punya ikatan sejarah yang amat panjang dengan agama Islam. Dinasti Umayyah telah menaklukkan Maroko sejak abad ke-7, dan nuansa Islam di negeri ini masih bertahan hingga kini.

Nabi Musa menjalankan tugas kenabiannya dengan Mesir sebagai latar geografisnya. Dewasa ini, Mesir, khususnya Universitas Al-Azharnya, dikenal sebagai salah satu pusat studi Islam terkemuka di dunia. Bagian-bagian lain dari Afrika Utara juga punya sejarah yang erat dengan lahir dan tumbuhnya agama Islam.

Kuatnya ikatan sejarah antara Afrika Utara dengan Islam membuat kehadiran Islam di bagian Afrika lainnya menjadi agak terabaikan. Salah satunya di bagian Afrika yang paling jauh dari pusat-pusat penting Islam, seperti Mekkah dan Madinah.

Bagian Afrika itu adalah Afrika di bagian selatan, suatu kawasan yang mencakup Botswana, Swaziland, Lesotho, Namibia, dan, yang terbesar di antara semuanya, Afrika Selatan. Nama-nama ini tergolong asing bagi telinga publik dalam kaitan mereka dengan Islam. Padahal, Islam juga telah cukup lama hadir dan berkembang di wilayah-wilayah ini.

Jejak Islam yang lebih jelas di wilayah ini baru terlihat pada dekade-dekade selanjutnya. Pembawanya adalah sosok yang juga terkenal di Indonesia, Syekh Yusuf. Lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, Syekh Yusuf Al-Makasari (1626-1699) merupakan sekutu raja Kesultanan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa, dalam menghadapi intervensi Belanda di Banten.

Atas dukungannya pada Sultan Banten, ia ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Srilanka. Ia perlu dibuang jauh karena punya pengaruh yang besar di kalangan Muslim di Banten. Nyatanya, di Srilanka pun ia tetap menjadi sosok penting bagi komunitasnya karena di sana ia bahkan bisa mengislamkan penduduk lokal. Alhasil, Belanda membuang Syekh Yusuf lebih jauh, kali ini ke Afrika Selatan.

Ia tiba di Afrika Selatan pada tahun 1693. Sebagaimana yang telah ia lakukan di Banten dan Srilanka, di titik paling selatan Benua Afrika ini pun ia tetap berdakwah. Dibantu oleh para muridnya, ia bahkan berhasil merintis sebuah komunitas Muslim yang dikenal sebagai Cape Malays, atau orang Melayu Cape [Town].

Sepeninggal Syekh Yusuf pada tahun 1699, murid-muridnya melanjutkan dakwah sang guru. Kini, ada sekitar 1,5 persen dari 57 juta penduduk Afrika Selatan yang menganut Islam, menjadikan Muslim sebagai salah satu minoritas terbesar di kawasan Afrika bagian selatan.

Botswana, negara yang tepat berada di tengah Afrika bagian selatan, adalah rumah kecil lain bagi minoritas Muslim di kawasan ini. Dari sekitar 2,2 juta penduduk Botswana, jumlah Muslim hanya sekitar 0,5 persen saja. [yy/republika]

Oleh Azhar Rasyid, Penilik sejarah Islam