Mantan Gangster Selandia Baru Yang Peluk Islam Dilarang Naik Pesawat
Fiqhislam.com - Memilih memeluk Islam dan meninggalkan kehidupan yang penuh kekerasan, mantan anggota geng di Selandaia Baru telah ditolak naik pesawat terbang oleh keamanan bandara Selandia Baru, dan paspornya dibatalkan atas alasan tuduhan 'resiko keamanan'.
"Saya sudah meninggalkan kehidupan kekerasan geng untuk hidup damai," Wiremu Curtis, muslim mualaf dari Selandia Baru yang berganti nama menjadi Haroon, mengatakan kepada stasiun televisi TVNZ pada Ahad 13 Juli, demikian lansir onislam.net.
Meskipun meninggalkan kehidupan geng kekerasan dan mengikuti ajaran Islam yang benar, membuatnya menjadi sasaran empuk bagi NZ Security Intelligence Service (SIS), yang menganggapnya sebagai sebuah "ancaman" bagi keamanan negara persemakmuran itu.
Mei lalu, Muslim dari etnis asli Selandia Baru itu dihentikan dan diselidiki di bandara saat menuju ke Timur Tengah untuk belajar Islam.
"Mereka membawa beberapa agen SIS dan mereka langsung mulai menginterogasi saya. Mereka mengatakan, 'kami mengambil paspor milik Anda, Anda tidak akan terbang hari ini'," kata Haroon.
Sementara itu, Haroon menyatakan bahwa SIS telah menyusup kelompok Muslim bahwa dimana dia biasa bergaul. Haroon mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh Imam Sheikh Abdulla Hamam, tokoh Islam di West Auckland.
"Dia benar-benar berinteraksi dengan lebih banyak pemuda dibanding Imam lainnya, ketika ia berbicara tentang Al-Qur'an dan cerita tentang Nabi, hampir dapat membuat Anda menangis," kata Haroon.
Meski tetap menunjukkan perhatian dan simpatinya kepada muslim yang tengah didzolimi di sejumlah tempat, Haroon mengatakan tujuannya pergi ke Timur Tengah adalah untuk belajar bukan untuk ikut berjuang di sejumlah negara Timur tengah yang tengah dilanda perang.
Muslim membuat sekitar 1,1% dari 4,5 juta penduduk Selandia Baru, sementara Kristen mewakili 44%, menurut CIA factbook. [yy/muslimdaily.net]