Kareem Abdul-Jabbar Islam Jalan Hidup yang Ideal
Fiqhislam.com - Walaupun sudah 40 tahun memeluk Islam, hingga saat ini masih banyak pihak yang menanyakan alasan mengapa pria kelahiran Lew Alcindor, New York, ini memilih agama Muhammad SAW ini sebagai jalan hidupnya.
Keputusan pria berdarah Afrika ini menjadi mualaf merupakan perkara yang berat. Saat itu, ia menjadi bagian dari tim basket perguruan tinggi terbaik di Amerika, yakni UCLA. Ia tengah berada di puncak tertinggi karier sebagai pemain basket. Ia begitu terkenal dan selalu menjadi sorotan media.
Pada saat bersamaan, ia juga sedang berusaha untuk mempertahankan studinya.
Namun, pria 68 tahun ini, meski berada di puncak popularitas menemukan ketidaknyamanan.
Ia sendiri tidak mengetahui alasan yang menyebabkan perasaan itu berkecamuk dalam dirinya. Kegundahan itu membuncah dalam hatinya, terutama setelah membaca The Autobiography of Malcolm X.
Ia mengaku terpukau dengan kisah Malcolm yang menyadari bahwa ia adalah korban rasisme institusional. "Itulah bagaimana saya merasa dipenjara oleh diri saya seharusnya," ujar Kareem Abdul-Jabbar seperti dilansir aljazeera.com.
Perlahan, akhirnya ia mantap beralih ke Islam saat ia berusia 28 tahun. Menurutnya, tidak mudah menjadi Muslim di Amerika Serikat. Namun, baginya, proses yang ia lalui merupakan bagian dari transformasi spiritual. Hal pertama yang ia lakukan adalah keluar dari agama Baptis orang tuanya, yakni Katolik, dan memutuskan untuk mempelajari Islam.
Baginya, Kristen adalah dasar bagi budaya kulit putih untuk memperbudak orang kulit hitam dan mendukung rasisme yang meresap masyarakat. Akibat keputusannya yang fenomenal itu, ia harus menanggung konsekuensi yang tak ringan.
Keluarganya diserang oleh Kristen-semburan Ku Klux Klan dan rumahnya dibakar oleh kelompok sempalan KKK Black Legion. Bagaimanakah kisah transformasi spiritual yang dilalui oleh Kareem? Simak penuturannya dalam rubrik "Oase" edisi pekan depan. [yy/republika]