Fiqhislam.com - Anggota DPR RI Bukhori Yusuf mengatakan ada yang aneh dengan kehebohan kasus hukum Rizieq Shihab yang diungkit lagi pascakabar kepulangan imam besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut pada 10 November. Rizieq Shihab pernah disorot publik karena tersangkut sejumlah kasus hukum, antara lain kasus ujaran mesum dan pelecehan terhadap Pancasila.
"Anehnya, kasus hukum tersebut mencuat pasca-aksi 212 pada 2016 di mana Rizieq yang merupakan salah satu motor penggerak aksi massa terbesar sepanjang era reformasi tersebut. Namun yang terbaru, kedua kasus tersebut telah dihentikan penyidikannya oleh Polri alias SP3 karena dianggap tidak memiliki cukup bukti," kata Bukhori kepada wartawan di Jakarta, Jumat (6/11).
Anggota Komisi VIII DPR RI itu mengaku khawatir bila ada yang mempersoalkan lagi kasus hukum tersebut karena sampai saat ini tuduhan tersebut tidak terbukti kebenarannya. Bukhori meminta pemerintah menjamin keselamatan dan keamanan Rizieq Shihab setibanya di Indonesia.
“Sudah seharusnya Rizieq berhak dan bisa pulang ke Tanah Air sebagaimana warga negara Indonesia yang lain. Sebab, hingga hari ini tidak ada delik yang sah yang menyatakan beliau terbukti bersalah atas kasus hukum yang pernah dituduhkan padanya,” kata Bukhori.
Anggota Badan Legislasi DPR RI itu khawatir sederet perkara hukum yang pernah menjerat dia kembali direkayasa oleh pihak yang tidak senang terhadap keberadaannya. Terutama dalam rangka membunuh karakter dan menjatuhkan martabat Rizieq sebagai ulama yang dikenal kritis.
“Dengan mencermati sejumlah kasus hukum yang pernah ditudingkan padanya, saya justru memandang bahwa ada indikasi upaya kriminalisasi terhadap dirinya sehingga membuatnya terpaksa hijrah untuk sementara waktu ke Arab Saudi. Keputusan hijrah inilah yang saya pandang sebagai keputusan bijak untuk mengantisipasi benturan horizontal antara simpatisannya dengan aparat sehingga berpotensi menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar,” kata Bukhori.
Lebih lanjut, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyambut positif kepulangan ulama tersebut ke Tanah Air. Ia meyakini bahwa kegembiraan atas kabar kepulangannya tersebut tidak hanya dirasakan oleh dirinya saja, melainkan juga dirasakan oleh umat Islam lain di Tanah Air.
“Ahlan wa sahlan (selamat datang). Kita harus jaga baik-baik kehadiran para ulama demi kemaslahatan bangsa,” kata Bukhori. [yy/republika]
Artikel Terkait:
Upaya Gagalkan Habib Rizieq Pulang
Sejumlah Upaya Gagalkan Habib Rizieq Pulang ke Indonesia Versi FPI
Fiqhislam.com - Front Pembela Islam mengungkap sejumlah upaya untuk menggagalkan kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia, seperti diutarakan oleh Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman.
Menurutnya, ada pihak-pihak yang berupaya menggagalkan kepulangan Habib Rizieq pada Senin, 9 November 2020, nanti. Namun, Munarman memastikan kembali bahwa Habib Rizieq tetap akan pulang ke Indonesia pada lusa nanti.
Berikut sejumlah upaya penggagalan Habib Rizieq pulang ke Indonesia:
Seperti munculnya sebuah surat elektronik yang menyatakan bahwa Habib Rizieqbeserta keluarganya tidak diperkenankan meninggalkan Arab Saudi. Surat tersebut bertuliskan dari sebuah travel perjalanan Koonoz. Munarman menegaskan bahwa itu hoaks atau bohong.
"HOAKS. Ada pihak yang membuat akun palsu atas nama HRS, itu benar. Kemudian mereka berupaya menggagalkan kepulangan HRS," ujar Munarman kepada Okezone, Sabtu (7/11/2020).
Hal senada juga dinyatakan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin. Novel memastikan, kabar yang beredar soal batalnya kepulangan Habib Rizieq adalah hoaks. Kata Novel, ada pihak yang tidak senang Habib Rizieq Shihab kembali ke Indonesia dengan membuat hoaks.
"Upaya pasti ada yaitu orang-orang yang tidak senang adanya IB HRS pulang ke Indonesia, yaitu gerombolan pendukung penista agama dan kriminalisasi ulama," beber Novel dikonfirmasi terpisah.
Sekadar informasi, Habib Rizieq Shihab dijadwalkan pulang dari Arab Saudi ke Indonesia pada 9 November 2020. Habib Rizieq bersama keluarga diperkirakan tiba di Indonesia pada selasa, 10 Nopember 2020. [yy/sindonews]
Masyarakat Waswas?
Mengapa Kepulangan HRS Dianggap Buat Masyarakat Waswas?
Fiqhislam.com - Pengamat politik Karyono Wibowo menilai wajar saat rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia membuat sebagian masyarakat khawatir. HRS dianggap sosok yang kerap menimbulkan kontroversi. Karyono memantau selama HRS tinggal di Arab ternyata pernyataannya masih sering membuat heboh.
"Oleh karenanya, kepulangan HRS tentu membuat waswas bagi sebagian masyarakat. Apalagi jika HRS bergabung dengan kelompok oposisi bisa berpotensi memperkuat kelompok mereka. Kubu oposisi mendapatkan tambahan energi," kata Karyono dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (7/11).
Karyono memandang kehadiran HRS membuat kelompok oposisi bisa menjadi kekuatan penyeimbang terhadap pemerintahan. Menurutnya, hal ini tidak berdampak negatif jika paradigma oposisi diletakkan dalam kerangka memperkuat demokrasi dan memperbaiki bangsa ke depan.
"Namun yang dikhawatirkan jika arah oposisi bergeser ke arah gerakan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Inilah yang menjadi tantangan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf," ujar Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute itu.
Tetapi, ada kemungkinan sikap politik HRS sepulang dari Arab tidak ditujukan untuk tujuan tersebut. Hal ini diprediksi Karyono setelah menyimak pernyataan HRS bahwa dia tidak ingin mempersulit pemerintah Indonesia. HRS menginginkan kepulangannya tidak dimanfaatkan oleh berbagai pihak.
Penegasan Rizieq ini menurut Karyono mengindikasikan tentang sikapnya setelah berada di Indonesia sepulang dari Saudi. "Pernyataan HRS ini yang harus dipegang teguh oleh dirinya sendiri dan menjadi catatan apabila HRS mengingkari ucapannya," ucap Karyono.
Sebelumnya, Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengatakan ada pihak yang berusaha menggagalkan kepulangan HRS pada Senin (9/11) dari Saudi dan tiba di Indonesia pada Selasa (10/11). Namun, Munarman memastikan HRS tetap akan pulang ke Indonesia pada lusa nanti.
Hal itu diungkapkan Munarman menanggapi munculnya surat elektronik yang menyatakan HRS beserta keluarganya tidak diperkenankan meninggalkan Arab Saudi. Munarman menyatakan surat itu hoaks belaka. [yy/republika]