Fiqhislam.com - Seorang pakar PBB Marie-Therese Keita Bocoum memperingatkan pada Rabu (30/9/15) bahwa negara Republik Afrika Tengah bisa kembali terjadi perang saudara, jika kekerasan di sana tidak dikendalikan. Hal ini sebagaimana dikutip dalam World Bulletin pada Kamis (1/10/15).
“Saya takut jika kekerasan ini tidak cepat diselesaikan, maka serangan yang menargetkan etnis dan agama akan meningkat dan mengarah ke perang saudara yang nyata,” kata Bocoum di Jenewa.
“Melucuti kelompok bersenjata harus menjadi prioritas mutlak saat menjelang pemilihan presiden pada akhir tahun,” tambahnya.
Bocoum meminta pemerintah untuk menyajikan sebuah rencana yang realistis dan konkrit untuk melucuti senjata dan mereformasi layanan keamanan di sana.
Pembunuhan seorang pengemudi Muslim di Bangui pada Sabtu (26/9/15) memicu gelombang kekerasan sektarian, dimana hampir 40 orang tewas dan mendorong 30.000 orang meninggalkan rumah mereka.
Presiden Afrika Tengah : Ini Kudeta untuk Ambil Kekuasaan dengan Kekerasan
PEMIMPIN Republik Afrika Tengah (CAR) sementaraCatherine Samba Panza menuduh serangan mematikan yang terjadi di ibukota Bangui sebagai tindakan merencanakan kudeta. Demikian dilansir dalam World Bulletin pada Kamis (1/10/15).
“Ini adalah salah satu bentuk kudeta untuk mengambil kekuasaan dengan kekerasan,” kata Panza di radio nasional pada Rabu (30/9/15) setelah ia kembali ke Bangui dari kunjungannya ke Majelis Umum PBB di New York.
Warga Republik Afrika Tengah merasa tenang dan kembali ke ibukota pada Kamis (24/9/15), tetapi ketegangan terjadi lagi setelah pertumpahan darah yang dimulai pada Sabtu (26/9/15) dan menewaskan sedikitnya 36 orang, serta memaksa hampir 30.000 warga meninggalkan rumah mereka.
Pakar PBB memperingatkan akan terjadinya risiko perang saudara, jika kekerasan itu tidak segera dikendalikan. [yy/islampos]