Fiqhislam.com - Kebrutalan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina semakin menggila. Agresi tentara Israel juga menyerang situs-situs bersejarah Islam. Serangan terbaru militer Israel menargetkan makam para syuhada Arab dan Muslim, dan sejumlah sahabat Nabi Muhammad SAW di Yerusalem.
Aksi ini pun menuai kecaman ulama Islam. Mufti Besar Mesir, Syekh Syauqi Allam, mengutuk keras agresi dan pelanggaran Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Mufti, yang juga Sekretaris Jenderal Otoritas Fatwa Dunia ini memeringatkan kelanjutan dari rencana pendudukan Israel untuk Yahudi di Kota Yerusalem Timur yang diduduki, merusak fitur-fiturnya, dan menghapus identitas aslinya. Dia menggambarkan tindakan Israel sebagai pelanggaran berat terhadap kesucian orang mati.
Dilansir dari laman Ahram Online pada Senin (28/12), dalam pernyataan resminya, Allam mengimbau masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab penuh dan menghentikan serangan Israel terhadap tanah dan situs suci Palestina, menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional, legitimasi dan keputusan internasional, serta prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Di samping itu, Mufti menyatakan pekerjaan penggalian yang dilakukan di bawah Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya di Yerusalem merupakan ancaman serius bagi masjid tersebut.
Sementara itu, pada pertengahan Desember, pemerintah Israel menyetujui rencana untuk membangun 8.300 unit permukiman di tanah Palestina yang dirampas di Yerusalem selatan.
Mesir telah berulang kali mengutuk rencana Israel untuk membangun ribuan unit pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur. Mesir telah mempertahankan posisinya untuk menolak permukiman ilegal di wilayah Palestina, serta dukungan penuhnya untuk mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya berdasarkan Perjanjian perbatasan 1967. [yy/ihram]
Artikel Terkait:
Serang Pusat Kesehatan di Ramallah
-
Militer Israel Serang Pusat Kesehatan di Ramallah Palestina
Fiqhislam.com - Serangan militer Israel ke sebuah pusat kesehatan di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki pada Ahad (27/12) membuat terluka seorang petugas medis dan seorang pasien yang merupakan wanita hamil.
Seperti dilansir kantor berita Wafa pada Senin (28/12), militer Israel menggerebek kompleks medis Palestina di Ramallah.
Militer Israel masuk ke halaman kompleks medis itu dan melepaskan tembakan gas air mata serta peluru karet secara acak ke arah staf medis dan pasien yang berada di lokasi.
Tembakan peluru karet itu melukai seorang wanita hamil pada bagian bahunya dan seorang paramedis pada bagian lengannya.
Sementara petugas medis dan pasien lainnya menderita sesak nafas karena menghirup gas yang ditembakan. Sejumlah pasien pun ketakutan akibat serangan itu. Serangan tersebut juga merusak sebuah mobil ambulans.
Menteri Kesehatan Palestina, Mai Al Kaila, menyatakan pihaknya mengutuk serangan itu. Menurutnya serangan itu merupakan ancaman terhadap pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit terutama bagi pasien Covid-19 dan anak-anak. Terlebih dengan menembakkan gas air mata.
Mai al Kaila mengatakan serangan itu sebagai pelanggaran berat terhadap rumah sakit yang tengah memerlukan intervensi internasional.
Dia mengatakan serang itu merupakan serangan kedua militer Israel terhadap rumah sakit di Palestina. Sebelumnya pesawat tempur Israel menyerang Rumah Sakit Al Durra di Gaza dan mengakibatkan sejumlah orang dan anak-anak mengalami luka ringan. [yy/republika]