HIKMAH: Saat Seorang Syekh Dianggap Setan
Fiqhislam.com - ABU HUSAIN BIN SAM’UN, ulama Baghdad waktu itu melihat seorang wanita mengais daun-daun sayuran baqal di sungai Shurrah Baghad, dalam benaknya beliau mengatakan bahwa wanita itu pasti wanita faqir. Abu Husain bin Sam’un pun mengikuti wanita itu ketika ia pulang ke rumah.
Setelah itu, Abu Husain kembali ke rumah dan tanpa diduga beliau bertemu dengan pembantu beliau yang membawa beberapa dinar dan dirham. Kepada sang majikan pembantu menyampaikan,”Berikanlah ini kepada mereka yang membutuhkan”. Abu Husain pun kembali ke rumah wanita yang ia jumpai sebelumnya. Ia pun mengetuk pintu rumah itu, namun yang muncul adalah seorang laki-laki yang biasa ikut majelis beliau.
Sang laki-laki itu pun bertanya,”Kenapa Anda kemari?” Abu Husain pun menjawab,”Aku datang ke sini bersama beberapa dinar ini, bisa meringankan engkau?” Laki-laki itu pun menjawab,”Wahai Syeikh, Anda meminta kami untuk waspada terhadap dunia, sedangkan Anda datang dengan membawa hal itu”. Kamudian laki-laki itu masuk menutup pintu sedangkan Abu Husain pulang dengan kecewa. Namun Abu Husain berfikir untuk kembali menemui laki-laki itu untuk minta maaf.
Keesokan harinya Abu Husain pun kembali ke rumah itu dan mengetuk pintunya. Namun ternyata tidak ada yang menjawab. Abu Husain pun bertanya kepada tatangga terdekat mengenai penghuni rumah itu. Ada tetangga wanita yang menjawab,”Rumah itu sebelumnya dihuni seorang wanita dan anaknya, yang biasa kami bertabaruk kepada keduanya. Namun kemarin datang syaithan yang mengajak mereka berbicara mengenai hal yang mereka tidak sukai, hingga mereka pun pergi.” Abu Husain pun kembali ke rumah dengan kesedihan yang mendalam. Namun tanpa diduga, saat menjalankan ibadah haji di padang Arafah tatkala Abu Husain menyampaikan khutbah, beliau melihat laki-laki itu di barisan terakhir jama’ah.
Abu Husain setelah itu pun menemuinya dan laki-laki itu pun menjawab,”Jangan lakukan seperti sebelumnya dan jangan berkata apapun. Kalau tidak karena saya percaya bahwa perkataan Anda adalah obat, maka saya tidak akan datang ke sini. Dan saya pergi dari rumah agar tidak dikenal manusia.” Abu Husain pun menyampaikan,”Aku datang untuk minta maaf”, kemudian mereka pun berpisah. (Shifat Ash Shafwah, 2/328. 329)
yy/hidayatullah.com