Trah Nabi Muhammad Saw Dalam Syiah
Fiqhislam.com - Kaum Syiah sangat memercayai pengganti pemimpin politik dan spiritual setelah Rasulullah Muhammad adalah trah Nabi Muhammad. Mereka dijuluki Dua Belas Imam atau Ithna-‘ashariyyah’ dalam aliran Syiah.
Perkataan dan perbuatan Muhammad dan 12 Imam ini menjadi panduan dan model bagi para pengikutnya, karena itulah mereka harus terbebas dari perbuatan salah dan dosa, serta mereka harus dipilih oleh keputusan illahi (nass) melalui Rasulullah.
Selain aliran 12 Imam, Syiah juga mengenal sekte Syiah Zayidi, sekte Syiah Ismaili dan sekte Syiah Ghulat. Tapi yang paling dominan adalah sekte Syiah 12 Imam. Menurut sekte 12 Imam, senantiasa ada seorang Imam pada setiap zaman, yang secara ilahi ditunjuk sebagai otoritas terhadap semua masalah keyakinan dan hukum dalam komunitas Islam.
Ali ibnu Abi Talib adalah Imam dari garis ini, diikuti oleh para lelaki keturunan Nabi Mohammad melalui garis puterinya Fatimah az- Zahra. Masing-masing imam adalah anak dari Imam sebelumnya, kecuali Hussain ibnu Ali, yang bersaudara dengan Hasan ibnu Ali.
Berikut 12 Imam Syiah yang dirangkum dari berbagai sumber.
Ali Ibnu Abu Talib
Lahir di Medina 23 tahun sebelum tahun Hijriyah. Ia dijuluki sebagai Amir al-Mu’minin (Komandan Sebenarnya) yang hidup pada 600 hingga 661 Masehi.
Ali adalah Imam pertama dan berhak menjadi pengganti Nabi Muhammad memimpin kaum Syiah, namun kaum Sunni menganggapnya sebagai kalifah keempat. Ali memegang posisi tertinggi dalam kalangan Ordo Sufi Muslim (Turuq); para anggota Ordo menelusuri trah Nabi Muhammad melalui Ali.
Ali dibunuh oleh Abdul-al-Rahman ibnu Muliam, penganut Khawrij (kelompok penganut Ali yang kemudian membelot dan memusuhi Ali) di Kufa (sekarang masuk wilayah Irak), dengan pedang beracun saat ia bersembahyang. Ali dimakamkan di masjid Imam Ali di Najaf, Irak.
Hassan ibnu Ali
Lahir di Medina pada 624 M (3 H). Ia digelari sebagai Abu Muhammad. Ia adalah cucu tertua Nabi yang hidup, berasal dari garis keturunan puteri Nabi Muhammad Fatimah az-Zahra. Hassan menjadi pengganti ayahnya sebagai Khalifah di Kufa, Irak, dan berdasar perjanjian damai dengan Muawiyah I, ia melepaskan kendalinya di Irak menyusul kekuasaan yang berlangsung selama tujuh bulan.
Ia diracun isterinya di Medinah, Arab Saudi pada 670 M atas perintah Kalifah Muawiyah, menurut penuturan sekte Siah 12 Imam. Ia dikebumikan di Jannat al-Baqi di Medinah.
Husain ibnu Ali
Lahir di Medinah tahun 626 M (4 H). Ia adalah cucu Nabi Muhammad dan saudara lelaki Hasan ibnu Ali. Husain bergelar Abu Abdillah. Husain menentang kesahihan Kalifah Yazid I. Sebagai hasilnya, ia dan keluarganya kemudian dibunuh dalam Perang Karbala oleh pasukan Yazid. Setelah insiden ini, peringatan kematian Husain ibnu Ali ini menjadi pusat ritual dalam identitas kaum Syiah.
Ia terbunuh dan dipancung kepalanya dalam Perang Karbala pada 680 M (61 H), dimakamkan pemakaman suci Karbala, Irak.
Ali ibnu Husain
Lahir di Medinah tahun 658/659 M (38 H). Ia adalah penulis kitab “Puji-pujian Ahl-al Bayt” di Sahifa al-Sajjadiyah. Menurut beberapa ulama Syiah, ia diracun oleh Ibrahim ibnu Walid ibnu Abdallah di Medinah atas perintah Kalifah Hisham ibnu Abd al-Malik. Ali ibnu Husain dimakamkan di Jannat al-Baqi, Medinah pada 712 M (95 H).
Mohammad ibnu Ali
Lahir di Medinah pada 677 (75 H), berjuluk Baqir al-Ulum (Pengungkap Ilmu). Sumber-sumber Sunni dan Syiah keduanya mendeskripsikan Mohammad ibnu Ali adalah pemikir hukum (Islam) paling top yang mengajar banyak murid semasa hidupnya.
Menurut beberapa sumber ulama Syiah, ia diracun oleh Ibrahim ibnu Walid ibnu Abdallah di Medina, dan dimakamkan di Jannat al-Baqi, Medinah pada tahun 732 M (114 H).
Ja'far ibnu Muhammad
Lahir di Medinah pada 702 M (83 H), bergelar Abu Abdillah alias As-Sadiq (Orang yang Santun). Ja’far lah yang menemukan ilmu hukum (Islam) dan mengembangkan Teologi Syiah. Ia memerintahkan banyak sarjana dalam bidang berbeda, termasuk Abu Hanifah dan Malik ibnu Anas dalam menimba ilmu fiqhi (hukum agama), Wasil ibn Ata dan Hisham ibnu Hakam dalam teologi Islam, Geber dalam sain dan ilmu kimia (alchemy).
Menurut sumber-sumber Syiah ia diracun di Medinah atas perintah Kalifah Al-Mansur. Ia dimakamkan di Jannat al-Baqi, Medinah pada tahun 765 M (148 H).
Musa ibnu Ja'far
Lahir di Medinah tahun 744 M (128 H), juga dikenal sebagai Abu Hasan I, dengan gelar al-Kazim (Orang yang Tenang). Para pemimpin komunitas Syiah semasa kepemimpinan golongan Ismaili dan cabang-cabang Syiah lainnya sepeninggal bekas Imam Ja’far al-Sadiq, Musa ibnu Ja’far membangun jaringan kaum Syiah di Timur Tengah dan Khorasan Raya, Iran.
Ia memegang posisi tinggi di golongan Mahdawiyah; anggota ordo ini menelusuri jejak keturunan Nabi Muhammad melalui garis Musa ibnu Ja’far. Ia dipenjarakan dan diracun di Baghdad atas perintah Kalifah Harun al-Rashid, menurut keyakinan kaum Syiah. Ia dimakamkan di Kazymain di Baghdad, Irak, pada tahun 799 M (183 H).
Ali ibnu Musa
Lahir di Medinah tahun 765 M (148 H), dikenal sebagai ar-Rida atau Reza (Orang yang Menyenangkan). Ia diangkat sebagai putera mahkota oleh Khalifah Al-Ma’mun dan terkenal karena diskusinya dengan para sarjana keagaman Muslim dan non- Muslim.
Ia diracun di Mashad, Iran, atas perintah Kalifah Al-Ma’mun. Ia dimakamkan di pemakaman suci Imam Reza di Mashad, Iran pada 817 M (203 H).
Muhammad ibnu Ali
Lahir di Medinah pada 810 M (195 H) berjuluk al-Taqwi (Sang Penakut Tuhan) dan al-Jawad ( Sang Murah Hati). Muhammad ibnu Ali dikenal sebagai orang yang murah hati dan memelas saat dituntut oleh Kalifah Abbasiyah. Ia diracun oleh isterinya, puteri Al-Ma’mun, di Baghdad atas perintah Kalifah Al-Mu’tasim, menurut sumber-sumber Syiah. Dimakamkan di Kazmain di Bagdad pada 835 M (220 H).
Ali ibnu Muhammad
Lahir di Medina pada 827 M (212 H) berjuluk al-Hadi (Sang Penuntun) atau al-Naqi (Sang Suci) dan memperluas jaringan para wakilnya di komunitas Syiah. Ia memberi instruksi dan menerima imbalan uang sumbangan para kaum Syiah yang meyakini ajaran Syiah.
Menurut sumber-sumber Syiah, ia diracun di Samarra, Irak, atas perintah Kalifah Al-Mu’tazz pada tahun 868 M (254 H). Ia dimakamkan di Masjid Al-Askari di Samarra.
Hasan ibnu Ali
Lahir di Medinah pada 846 (232 H) berjuluk al-Askari (Warga Kota Garnisun). Sepanjang hidupnya, Kalifah Abbasiyah Al-Mu’tamid mengawasi dan membatasi geraknya menyusul kematian ayahnya Ali ibnu Muhammad. Tekanan terhadap warga Syiah sangat tinggi semasa kekalifahan ini karena komunitas Syiah makin besar dan kekuatannya makin tumbuh kuat.
Menurut sumber-sumber Syiah, ia diracun atas perintah Kalifah Al-Mu’tamid di Samarra, Irak dan dimakamkan di Masjid Al Askari, Irak, pada tahun 874 M (260 H).
Muhammad ibnu al Hasan al Mahdi
Lahir di Samarra, Irak, pada 868. Ia dikenal sebagai al-Hujjah atau Imam yang Bersembunyi. Menurut doktrin 12 Imam Syiah, ia adalah pribadi yang bersejarah dan aktual. Dialah yang dianggap sebagai Imam Mahdi, figur mesiah yang akan kembali muncul di dunia bersama Nabi Isa al-Masih.
Ia akan menegakkan hak pemerintahan Islam dan membawa keadilan dan kedamaian ke Bumi. Menurut doktrin Syiah, ia hidup dalam “persembunyiannya” sejak 872 M, dan akan terus hidup seperti itu sepanjang Allah menghendaki. Ia dipercaya masih hidup hingga sekarang.