Ketika Islam Memandang Kecantikan
Fiqhislam.com - Tidak bisa dipungkiri, hampir setiap wanita pasti tak lepas dari keinginan untuk selalu terlihat cantik. Namun apakah makna dari cantik itu sebenarnya? Kebanyakan dari wanita memaknai cantik itu seperti bintang iklan atau artis di televisi. Berkulit putih, tinggi, langsing dan bla bla bla .. Nah akibatnya tak jarang kita lihat banyak wanita yg akhirnya menjadi korban iklan yang menawarkan kecantikan semu. Tanpa disadari juga, iklan mengarahkan wanita pada satu konsep pemikiran yg mendewakan fisik. Pamer aurat adalah modern dan berkelas. Miris !!
Padahal sebuah survei yg dilakukan oleh http://VoucherCodesPro.co.uk/ menunjukkan bahwa para pria tidak suka dengan wanita yang berpakaian terbuka. Lebih dari 50% pria lebih menghargai dan menghormati wanita yang berpakaian sopan. Hanya 22% pria yang akan menghormati wanita walaupun pakaiannya terbuka. Jadi, jika ada yang masih mikir dengan “buka-bukaan” bakalan dapat predikat cantik .. heloowww.. kelaut aja deh.
Selain itu jargon-jargon yang menyesatkan pemikiran seperti Beauty is Pain pun diumbar kepada wanita agar nekat berhias diri demi predikat cantik contohnya sulam alis. Padahal Allah sudah memperingatkan di dalam Al Qur’an untuk tidak merubah ciptaan-Nya (Q.S Annisa 116 -119) , begitu juga hadits ”Allah melaknat wanita yang membuat tato dan yang minta dibuatkan (tato), yang mencukur alis dan yang minta dibuatkan ” — HR. Muslim
Secara medis sulam alis dapat menimbulkan alergi sehingga kulit menjadi gatal dan rasa terbakar. Pada kasus yang parah dapat mengakibatkan bekas luka yang permanen. Maha Besar Allah yang mengetahui sesuatu yang tidak manusia pahami. Larangan bukan berarti ancaman tapi sejatinya adalah kebaikan buat kita (wanita).
Lantas apa dong konsep cantik dalam Islam? Kecantikan sejatinya tidak hanya berorientasi pada fisik semata. Akhlak lebih utama. Islam sangat jelas menggambarkan konsep Cantik. Dalam satu hadits dikatakan .. “Sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah .. “(HR. Muslim).
Dalam hadits tersebut tersirat satu konsep yang sangat jelas bahwa kecantikan wanita itu adalah kesholehahannya. Kesholehahan tersebut tergambar dari bagaimana dia selalu menjadikan Allah prioritas hidupnya karena dia tau apa visi dan misinya dalam hidup. Inna solati, wanusuki, wamahyaya, wamamati, Lillahirabbil ‘alamin..Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah.
Kesholehan wanita juga tergambar bagaimana ia menjaga kemuliaannya dengan menutup aurat secara syari (Al-Ahzab : 51 , An-Nur : 31). Dia memiliki rasa malu. Malu mempertontonkan dirinya dengan sebegitu murah dan malu jika tidak bisa menjadi hamba yang patuh dan amanah kepada Allah.
Konsep cantik berikutnya berilmu. Wanita itu cantik jika berilmu dia tidak hanya menonjolkan emosi dalam berdebat melainkan kedalaman ilmu yang memikat. Dia tidak hanya pandai berteori namun bisa mempraktekannya secara rinci. Dia menerangi sekitarnya dengan ilmu yang dimiliki tapi tidak pernah pelit untuk berbagi. Dengan ilmu itu, dia tunduk kepada Allah. Karena pengetahuan itulah, dia memilih menjadi hamba yang bertakwa.
Konsep Cantik yang terakhir adalah cerdas. Cerdas untuk tidak berbuat bodoh dalam merendahkan kehormatan dia (wanita) sendiri. Cerdas untuk menata kata dan menempatkan diri dalam berbagai situasi. Cerdas dalam menjaga iffah dan izzahnya sebagaimana Muslimah sejati. Karena Izzah-nya adalah sesuatu yg sangat mahal dan iffah-nya adalah sesuatu yang sangat berharga.
Wanita cantik itu bukanlah bidadari yg sempurna, namun kekurangannya dia tutup dengan menonjolkan kelebihan dan beristighfar terhadap kekurangan. Jadii intinya adalah konsep cantik dalam Islam itu tegas dan memuliakan wanita. Kecantikan itu adalah seberapa dekat kita dengan Allah SWT.